Tuesday, December 12, 2017

MELAYANI TUHAN: Harus Ada Pengorbanan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Desember 2017

Baca:  2 Timotius 4:1-8

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."  2 Timotius 4:2

Ciri utama pelayanan adalah pengorbanan.  Jika belum ada pengorbanan, sesungguhnya kita masih belum melayani Tuhan dengan sungguh.  Mengapa?  Karena tidak ada yang dikorbankan bagi Tuhan.  Umumnya kita hanya mau melayani saat keadaan sedang baik atau normal.  Padahal sebenarnya pengorbanan itulah yang sangat diperhitungkan oleh Tuhan.  Jadi kita dapat dikatakan sedang melayani Tuhan jika kita telah berkorban bagi Tuhan, apa pun keadaannya  (di segala situasi).  Karena itu belajarlah setia melayani Tuhan, baik atau tidak baik keadaannya, krisis atau diberkati, suka atau duka..  Apa pun yang telah kita korbankan bagi Tuhan tidak pernah sia-sia, pasti diperhitungkan-Nya.

     Dalam melayani Tuhan jangan pernah memiliki ambisi ingin dihormati dan dihargai, namun kejarlah karakter seorang hamba yaitu rendah hati, tekun, setia dan taat.  Pada saatnya, promosi dari Tuhan pasti akan datang dengan sendirinya,  "Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."  (Mazmur 75:7).  Jangan sekali-kali kita mengharapkan upah manusia, tapi berharaplah hanya kepada Tuhan.  "Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya."  (Kolose 3:24).  Manusia seringkali melihat hasil, tetapi Tuhan lebih menghargai suatu proses;  manusia lebih memperhatikan penampilan jasmaniah, tetapi Tuhan melihat hati atau motivasi saat kita melakukan segala sesuatu.

     Selagi ada waktu dan kesempatan layanilah Tuhan sepenuh hati dan berilah yang terbaik bagi Dia.  Percayalah Ia tidak pernah kekurangan cara untuk memberkati orang-orang yang setia melayani-Nya.  Setiap jerih lelah, pengorbanan dan harga yang telah kita bayar untuk melayani Tuhan tak satu pun yang terlewatkan dan tak dicatat oleh Tuhan.  Pelayanan itu bukanlah beban, melainkan suatu kehormatan yang tak ternilai harganya.

Kristus rela mengorbankan nyawa-Nya bagi kita, masakan kita tidak mau berkorban bagi Dia?

Monday, December 11, 2017

MELAYANI TUHAN: Punya Komitmen

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Desember 2017

Baca:  1 Petrus 4:7-11

"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah."  1 Petrus 4:10

Hampir di setiap kesempatan dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita sering mendengar khotbah dari hamba Tuhan yang tidak pernah lelah mendorong dan memotivasi jemaat untuk semakin giat dalam melayani pekerjaan Tuhan.  Namun sedikit dari jemaat yang merespons, di mana kebanyakan dari mereka bersikap cuek dan tidak peduli.  Mereka tidak menyadari bahwa sebagai bagian dari anggota tubuh Kristus masing-masing kita memiliki tugas, fungsi dan tanggung jawab, seperti ada tertulis:  "Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih."  (Efesus 4:16).

     Untuk tujuan itulah setiap orang percaya beroleh karunia yang berbeda-beda supaya dapat saling melengkapi dalam mengerjakan panggilan Tuhan.  Sekecil apa pun atau berapa pun karunia yang dimiliki kita harus menggunakannya semaksimal mungkin.  Nasihat rasul Paulus kepada Timotius:  "Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu..."  (2 Timotius 1:6).  Mengapa karunia itu harus terus dikobarkan?  Karena Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari kita atas karunia yang telah dipercayakan-Nya.  Jangan pernah berpikir bila kita memiliki karunia sedikit maka kita tidak perlu melayani, karena kita beranggapan hal itu tidak akan berdampak apa-apa.  Ini sikap yang tidak menghargai kasih karunia Tuhan, sama seperti hamba yang beroleh satu talenta.

     Ingat!  Melayani pekerjaan Tuhan itu tidak bisa dibuat main-main.  Komitmen adalah hal yang dibutuhkan dalam pelayanan.  Tanpa punya komitmen seseorang tidak akan mampu bertahan dalam melayani Tuhan.  Terbentur sedikit saja masalah atau kesulitan, mengalami gesekan dengan saudara seiman, dan sebagainya, mereka mulai merasa malas dan ogah-ogahan dalam melayani Tuhan.  Sebaliknya orang yang memiliki komitmen kuat, diterpa badai apa pun takkan menggoyahkan semangatnya untuk melayani Tuhan, melainkan akan terus berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah sorgawi.

"...biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  Roma 12:11