Sunday, December 10, 2017

MENGIKUT KRISTUS: Berproses Seumur Hidup

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Desember 2017

Baca:  Filipi 1:3-11

"Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus."  Filipi 1:6

Menjadi seorang pengikut Kristus itu lebih dari sekedar tampak rajin menghadiri ibadah di hari Minggu atau aktif terlibat dalam pelayanan, tetapi mengikut Kristus berarti kita mau berproses seumur hidup kita untuk menjadi serupa dengan Kristus.  Seorang yang baru percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat diibaratkan seperti bayi rohani.  Alkitab menyatakan:  "Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,"  (1 Petrus 2:2).  Seperti bayi yang terkadang mengalami jatuh bangun saat belajar berjalan, dalam kehidupan rohani pun terkadang kita harus mengalami jatuh bangun, melewati proses demi proses untuk bertumbuh, tapi kita tidak boleh menyerah begitu saja, kita harus terus berjuang.  Sering dijumpai ada banyak orang Kristen yang tidak mau berproses.  Akibatnya, meski sudah bertahun-tahun mengikut Kristus mereka tetap saja menjadi bayi rohani, tidak mengalami pertumbuhan, kehidupan kerohaniannya tetap begitu-begitu saja.  Inilah kekristenan yang gagal!

     Bapa di sorga mengharapkan anak-anak-Nya mau berproses, mengalami pertumbuhan, sampai mencapai kedewasaan rohani penuh, karena Dia memerlukan orang-orang yang dewasa rohani untuk dapat melayani pekerjaan-Nya.  Bapa sudah memulai apa yang baik dengan memberikan Putera-Nya Yesus Kristus mati di kayu salib, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh keselamatan.  Artinya keselamatan itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak perlu berbuat apa pun untuk menerimanya.  "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."  (Efesus 2:8-9).  Tetapi keselamatan merupakan suatu proses yang akan terus berlangsung seumur hidup kita sampai pada kedatangan Kristus, karena itu  "...tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar..."  (Filipi 2:12).

     Milikilah tekad kuat untuk bertumbuh di dalam Tuhan dan jangan lari dari proses.  Percayalah bahwa bersama Roh Kudus kita mampu melewati sesuatu.

Dewasa rohani adalah langkah menuju kepada kehidupan kekal bersama Kristus!

Saturday, December 9, 2017

LAYAKKAH DISEBUT MURID KRISTUS? (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Desember 2017

Baca:  Yohanes 13:31-35

"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."  Yohanes 13:35

Kristus berkata:  "Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan."  (Yohanes 13:13).  Kristus adalah Guru Agung kita yang mengajarkan segala sesuatu kepada kita.  Sebagai murid-murid-Nya kita harus meneladani Dia di dalam segala hal, sehingga pada akhirnya kita juga dapat menjadi teladan bagi orang lain yang kita bimbing.  Jadi bukan sekedar ajaran yang kita sampaikan, tetapi kita harus menjadi sama seperti Guru kita dalam hal menjadi teladan bagi orang lain.  Adalah wajib bagi kita untuk taat kepada perintah dan ajaran-Nya yang tertulis dalam Alkitab.  Karena itu kita harus senantiasa menyediakan waktu untuk membaca, merenungkan dan meneliti Alkitab.  "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."  (Yohanes 8:31-32).

     Dalam situasi apa pun Alkitab harus tetap menjadi patokan, pedoman dan standar hidup kita, tidak boleh dikurangi atau ditambah dengan alasan apa pun, seperti tertulis:  "Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta."  (Amsal 30:6).  Seorang murid perlu belajar firman Tuhan karena firman Tuhan inilah yang akan mengajar kita supaya dapat menjadi murid Kristus, sebab  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."  (2 Timotius 3:16-17).

     3.  Hidup dalam kasih.  Tuhan Yesus berkata,  "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi."  (Yohanes 13:34).  Murid Kristus wajib hidup di dalam kasih sebagaimana Kristus hidup.  Kekristenan itu identik dengan kasih!  Jika kita mengaku diri sebagai pengikut Kristus, tapi kita sendiri tidak hidup di dalam kasih, maka kita tidak dilayak disebut murid Kristus.

Memiliki kasih dalam tindakan adalah tanda bahwa kita ini adalah murid Kristus!