Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2017
Baca: 1 Korintus 9:24-27
"Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul." 1 Korintus 9:26
Fokus! Fokus! Kata-kata ini seringkali diteriakkan oleh sang pelatih di pinggir lapangan ketika melihat atletnya sedang kehilangan konsentrasi saat bertanding. Jika seorang atlet bertanding dengan konsentrasi yang tinggi dan tetap fokus, tak mudah bagi lawan untuk mengalahkannya. Sebaliknya, setinggi apa pun teknik yang diajarkan oleh pelatih, tapi jika si atlet tidak dapat berkonsentrasi atau tidak fokus dalam pertandingan, maka hasilnya pasti akan mengecewakan. Karena itu rasul Paulus berkata, "...aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya," (1 Korintus 9:26-27).
Fokus itu penting agar kita tidak keluar dari jalur. Berfokus berarti mata terarah pada tujuan atau sasaran. Perhatikan! Sinar matahari yang dipantulkan pada sebuah lensa pembesar dan kemudian diarahkan pada sebuah titik tertentu akan mampu membakar sampah atau jerami kering, bahkan dapat mengakibatkan suatu kebakaran yang sangat hebat. Itulah gambaran dari kekuatan suatu fokus! Begitu pula dalam menjalani hidup kekristenan, kita harus fokus kepada sasaran yaitu mencapai kedewasaan iman, menjadi serupa dengan Kristus dan mengerjakan panggilan-Nya. Inilah yang dilakukan rasul Paulus. "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-14).
Supaya tidak lagi berfokus kepada perkara-perkara rohani, berbagai cara dilakukan oleh Iblis untuk mengganggu dan menggoda orang percaya dengan menawarkan segala hal yang menyilaukan mata dan menyenangkan daging: uang, kekayaan, jabatan, popularitas, perselingkuhan, obat-obatan terlarang, seks bebas dan masih banyak lagi. Siang dan malam Iblis terus berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8). Jika orang percaya sudah hilang konsentrasi dan tidak lagi fokus, maka Iblis akan dengan mudah untuk menjatuhkannya.
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Matius 26:41
Monday, December 4, 2017
Sunday, December 3, 2017
ADA HIDANGAN DI HADAPAN LAWAN (3)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2017
Baca: Keluaran 23:20-33
"Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu." Keluaran 23:22
Setiap kali menghadapi masalah seberat apa pun dalam hidup ini, ingatlah bahwa tugas kita hanyalah hidup dalam kebenaran, dan Tuhan yang akan menyertai kita, "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:14). Kita tak perlu membalas jahat dengan jahat, apalagi sampai kita mengutuki atau menyumpahi lawan, karena mereka sendirilah yang akan tergelincir dan jatuh.
Saul sangat menginginkan kematian Daud karena itu segala cara ditempuhnya untuk menghabisi nyawa Daud, entah berusaha membunuh dengan tangannya sendiri, ataupun dengan menempatkan dia di barisan depan tentaranya agar tewas di tangan musuh, tapi usahanya tak pernah berhasil. Sebaliknya lebih dari satu kali Daud berkesempatan untuk membunuh Saul, tapi hal itu tidak dilakukannya, bahkan ia mampu berkata, "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN." (1 Samuel 24:7). Ujung-ujungnya Saul sendiri yang tergelincir dan jatuh. Pada akhirnya Tuhan mengangkat Daud menjadi raja. Daud pun berkata, "TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Ketika penjahat-penjahat menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh." (Mazmur 27:1-2).
Tuhan Yesus sudah memperingatkan, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu." (Yohanes 15:18). Sadarilah bahwa selama kaki kita ini masih menginjak bumi, kita takkan bisa lari dari masalah, kesukaran atau penderitaan, karena itulah kebanggaan hidup manusia (Mazmur 90:10). Dimusuhi, dijahati, dicurangi, diperlakukan tidak adil dan sebagainya itu adalah hal yang wajar. Kita tak perlu takut menghadapinya karena Tuhan selalu ada untuk kita.
Dalam segala sesuatu Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28). Percayalah akan hal itu!
Baca: Keluaran 23:20-33
"Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu." Keluaran 23:22
Setiap kali menghadapi masalah seberat apa pun dalam hidup ini, ingatlah bahwa tugas kita hanyalah hidup dalam kebenaran, dan Tuhan yang akan menyertai kita, "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:14). Kita tak perlu membalas jahat dengan jahat, apalagi sampai kita mengutuki atau menyumpahi lawan, karena mereka sendirilah yang akan tergelincir dan jatuh.
Saul sangat menginginkan kematian Daud karena itu segala cara ditempuhnya untuk menghabisi nyawa Daud, entah berusaha membunuh dengan tangannya sendiri, ataupun dengan menempatkan dia di barisan depan tentaranya agar tewas di tangan musuh, tapi usahanya tak pernah berhasil. Sebaliknya lebih dari satu kali Daud berkesempatan untuk membunuh Saul, tapi hal itu tidak dilakukannya, bahkan ia mampu berkata, "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN." (1 Samuel 24:7). Ujung-ujungnya Saul sendiri yang tergelincir dan jatuh. Pada akhirnya Tuhan mengangkat Daud menjadi raja. Daud pun berkata, "TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Ketika penjahat-penjahat menyerang aku untuk memakan dagingku, yakni semua lawanku dan musuhku, mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh." (Mazmur 27:1-2).
Tuhan Yesus sudah memperingatkan, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu." (Yohanes 15:18). Sadarilah bahwa selama kaki kita ini masih menginjak bumi, kita takkan bisa lari dari masalah, kesukaran atau penderitaan, karena itulah kebanggaan hidup manusia (Mazmur 90:10). Dimusuhi, dijahati, dicurangi, diperlakukan tidak adil dan sebagainya itu adalah hal yang wajar. Kita tak perlu takut menghadapinya karena Tuhan selalu ada untuk kita.
Dalam segala sesuatu Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28). Percayalah akan hal itu!
Subscribe to:
Posts (Atom)