Thursday, November 30, 2017

ORANG PERCAYA DIPANGGIL UNTUK MELAYANI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 November 2017

Baca:  Filipi 1:12-26

"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."  Filipi 1:21

Berbicara tentang pelayanan pekerjaan Tuhan bukan berbicara tentang pilihan atau selera.  Ada banyak orang Kristen yang mau melayani Tuhan tapi masih pilih-pilih jenis pelayanan.  Ada pula yang mau melayani Tuhan sebatas mood, maksudnya kalau kondisi hati lagi happy mereka tampak giat melayani, tetapi kalau sedang terbentur kendala atau masalah mereka tampak ogah-ogahan melayani dan bahkan berhenti melayani.  Melayani Tuhan adalah sebuah wujud ketaatan dan kerendahan hati untuk melakukan segala sesuatu bagi Tuhan.

     Mengingat hanya sedikit waktu lagi kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali akan tiba, maka kita harus menggunakan waktu dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk melayani Tuhan.  "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."  (Yohanes 9:4).  Menjadi benar saja tidaklah cukup, hidup orang percaya harus disertai dengan pelayanan.  Alkitab menyatakan bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerja sangat sedikit  (baca  Matius 9:37).  Maka dari itu setiap orang percaya wajib untuk turut berperan penting dalam pelayanan, terjun ke ladang Tuhan yang sudah menguning.  Kita tidak bisa menyerahkan tanggung jawab pelayanan itu sepenuhnya kepada para pendeta, fulltimer atau rohaniwan, karena sebesar apa pun energi yang dikeluarkan mereka takkan mampu menjangkau jiwa-jiwa secara penuh, karena di luar sana tak terhitung jumlah jiwa yang harus dilayani.

     Yang harus diperhatikan adalah melayani Tuhan tidak bisa dilakukan secara asal-asalan tanpa kesiapan hati.  Jangan asal melayani atau terburu-buru terlibat dalam suatu pelayanan jika pada akhirnya kita tidak setia dan tekun melakukannya.  Kasih setia adalah kunci bagi kita untuk dapat melayani seumur hidup.  Tidak sedikit orang Kristen pada awalnya tampak antusias dalam melayani Tuhan, begitu dihadapkan pada tantangan, greget mereka dalam melayani menjadi surut dan akhirnya mereka pun mundur dari pelayanan.  Pelayanan yang mereka lakukan tidak didasari oleh kasih kepada Tuhan.

"Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan."  Wahyu 2:10b

Wednesday, November 29, 2017

ANGKATLAH MUKAMU: Penyelamatan Sudah Dekat

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 November 2017

Baca:  Lukas 21:25-33

"Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."  Lukas 21:28

Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, cepat atau lambat, langit dan bumi pasti akan berlalu.  Semua yang ada di bawah langit dan di atas bumi akan hancur lebur.  Masihkah kita disibukkan dengan perkara-perkara yang ada di dunia ini?  Masihkah kita berlomba sedemikian rupa mengumpulkan harta dunia?  Masihkah kita memiliki cara hidup yang duniawi?  Sampai kapan kita berubah?  Ada tertulis:  "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  (Pengkhotbah 9:12).

     Tuhan selalu berkenan kepada orang-orang yang senantiasa mengarahkan pandangannya kepada-Nya dan memalingkan mukanya dari segala sesuatu yang ada di dunia ini.  Memalingkan muka dari segala sesuatu termasuk dari cara berpikir duniawi dan hanya memandang akan kebesaran dan kekuatan Tuhan saja yang sanggup mengubah segala perkara.  Memandang Tuhan sebagai tempat perlindungan dan penyelamatan.  Seperti Nuh yang tetap fokus membuat bahtera dan memalingkan mukanya terhadap orang-orang yang mengejek dan menghujatnya.  Akhirnya harga yang telah Nuh bayar dalam hidupnya mendatangkan upah yang besar:  ia dan seisi keluarganya selamat karena ketaatannya membuat bahtera yang diperintahkan Tuhan.  Bahtera adalah lambang dari Yesus Kristus, yang merupakan Gunung Batu Keselamatan, tempat pelarian dan perlindungan bagi mereka yang senantiasa berharap kepada-Nya.

     Dewasa ini pikiran manusia telah dirusak, disesatkan dan dicemari oleh berbagai kekacauan dan kabar-kabar yang menggetarkan.  Sebagai orang percaya kita tak perlu gentar menghadapinya, karena dari semula Tuhan Yesus telah memberitahukan dan memperingatkan kita bahwa segalanya pasti terjadi, yaitu peperangan, pemberontakan, gempa bumi, kelaparan dan bermacam-macam musibah lainnya.  Yang teramat penting untuk direnungkan adalah:  "Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."  (ayat nas).

Setiap orang yang tetap dalam  'bahtera'  Kristus akan beroleh keselamatan kekal!