Sunday, November 12, 2017

BELAJAR MENGHARGAI KASIH SETIA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 November 2017

Baca:  Mazmur 36:1-13

"Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu."  Mazmur 36:8

Banyak orang menganggap remeh dan sepele segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari.  Dapat tidur nyenyak semalaman dan bangun pagi dengan kekuatan baru, badan dalam keadaan sehat dan tidak sakit-sakitan, pergi pulang dari kantor atau sekolah dalam keadaan yang selamat, semuanya dianggap sebagai hal yang biasa dan lumrah saja.  Kita seringkali tidak menyadari ketika tubuh ini sehat, pekerjaan atau usaha berjalan lancar, rumah tangga adem ayem, anak-anak bertumbuh secara sehat dan pintar adalah karena kasih setia Tuhan, tidak datang atau terjadi dengan sendirinya.

     Mereka yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, hidup dalam kemapanan, berada di puncak karir, wajah tampan/cantik dan berperawakan bagus seringkali berjalan dengan membusungkan dada, merasa semua yang dimiliki adalah karena kesanggupan dan kemampuan diri.  Ucapan syukur pun jarang keluar dari mulut mereka!  "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam."  (Zakharia 4:6).  Hari ini kita diingatkan bahwa semua adalah karena anugerah Tuhan semata.  Karena itu belajarlah untuk mengucap syukur atas kasih setia Tuhan dan jangan pernah lupakan kebaikan Tuhan.  Apabila tubuh kita tampak sehat dan bugar bukanlah semata-mata karena kita pandai menjaga diri dan mengatur pola makanan;  kalau rumah tangga tampak bahagia, dan usaha berjalan dengan lancar, itu juga bukan karena hebat kita.  Tanpa Tuhan beserta, kita takkan mampu sendiri dan semuanya takkan pernah terjadi.

     Keselamatan, ketenangan, kedamaian, perlindungan, kenyamanan dan keberhasilan hidup yang sejati tak dapat kita temukan di luar Tuhan, sekalipun kita pergi ke negara mana pun di belahan bumi ini.  Pemazmur mengerti benar bahwa Tuhanlah sumber segala-galanya.  "Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang."  (Mazmur 36:10), karena itu  "Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!"  (Mazmur 36:11).

Betapa berharganya kasih setia Tuhan, tanpa-Nya kita tak bisa berbuat apa-apa!

Saturday, November 11, 2017

IMAN YANG DIBATASI OLEH SITUASI (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2017

Baca:  Yohanes 11:1-44

"'Lazarus, marilah ke luar!' Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh."  Yohanes 11:43-44

Di tengah keputusasaan Marta, Tuhan Yesus berkata kepadanya,  "Saudaramu akan bangkit."  (Yohanes 11:23), dengan maksud untuk membangkitkan iman dan pengharapannya yang hilang.  Tetapi Marta menjawab,  "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."  (Yohanes 11:24).  Marta menunjukkan iman dasarnya pada kebenaran hakiki yang menyatakan bahwa orang-orang yang mati di dalam Tuhan pada akhir zaman akan dibangkitkan.  Namun Tuhan Yesus kembali berkata kepadanya,  "Akulah kebangkitan dan hidup;"  (Yohanes 11:25).  Dalam hal ini Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa Ia berkuasa atas kehidupan dan kematian.  "Percayakah engkau akan hal ini?"  (Yohanes 11:26b).

     Banyak orang Kristen tahu dan mengerti bahwa Yesus berkuasa mengadakan segala mujizat karena Dia adalah Tuhan yang heran dan ajaib.  Tetapi ketika dihadapkan pada  'kematian'  di segala bidang kehidupan, iman mereka goyah dan dibatasi oleh situasi sehingga mata jasmani hanya tertumpu pada masalah dan kesukaran.  Iman yang terbatas ini akhirnya membatasi kuasa Tuhan.  Iman Marta yang terbatas tak mampu melihat kuasa Tuhan yang tak terbatas.  Perhatikan!  "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."  (Markus 10:27).

     Tuhan Yesus menangis ketika Ia datang hendak membangkitkan Lazarus, sebab yang dijumpai-Nya iman yang terbatas.  Ketika Tuhan Yesus menyuruh mengangkat batu dari kubur Lazarus, pada awalnya Marta keberatan karena tak percaya:  "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."  (Yohanes 11:39).  Tuhan Yesus pun menantangnya,  "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"  (Yohanes 11:40).  Marta pun menjadi percaya!  Imannya tak lagi dibatasi oleh situasi, sehingga kuasa Tuhan dinyatakan dengan tak terbatas.  Mujizat pun terjadi:  Lazarus bangkit dari kematian.  Haleluyah!

"Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?"  Yeremia 32:27