Tuesday, October 24, 2017

TENANG DI SEGALA SITUASI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Oktober 2017

Baca:  Mazmur 55:1-24

"Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang, bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun."  Mazmur 55:7-8

Ada banyak perkara di dunia ini sedang berjalan menuju kehancuran dan sudah berada di penghujung zaman.  Konflik, pertikaian, perang, bencana alam, perekonomian sulit, wabah penyakit, tingkat kejahatan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, dan kehidupan kekristenan semakin hari semakin mengalami tekanan yang luar biasa.  Hal itu kian mempertegas bahwa tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat memberikan jaminan bagi semua orang untuk hidup tenang.

     Bagaimana sikap orang percaya menghadapi situasi ini?  Kita tak perlu terkejut dan kecut hati, karena Alkitab sudah menyatakan jauh sebelumnya  (baca  Matius 24:3-14).  Ingat!  Ketenangan bukanlah sebuah keadaan, tetapi sebuah keputusan, artinya walaupun situasi kelihatannya semakin sulit dan menakutkan, tetapi kita bisa membuat sebuah keputusan untuk tetap berlaku tenang.  Kita punya alasan kuat untuk tetap berlaku tenang apa pun situasinya, karena kita punya Tuhan yang tidak pernah mengecewakan, Ia selalu siap menolong tepat pada waktunya.

     Mengapa kita harus tetap bersikap tenang?  Karena ketenangan dapat mendatangkan kekuatan.  "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  (Yesaya 30:15).  Orang yang mampu bersikap tenang akan dapat menghadapi segala persoalan.  Kita seringkali dikalahkan oleh masalah, bukan karena kita terlalu lemah, atau masalahnya terlalu berat seperti Goliat, tetapi karena kita sendiri panik, gugup, cemas, kuatir dan takut.  Orang yang tidak bisa bersikap tenang cenderung selalu berpikiran negatif sehingga keputusan-keputusan yang diambil pun menjadi keliru.  Rasul Petrus menasihati,  "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."  (1 Petrus 4:7).  Orang yang tenang, dalam doanya bukan hanya menyampaikan apa yang ia mau kepada Tuhan, tetapi juga mendengar apa yang menjadi kehendak Tuhan.

Kunci untuk mengalami ketenangan adalah tinggal dekat Tuhan, karena Dialah sumber keselamatan bagi kita  (baca  Mazmur 62:2).

Monday, October 23, 2017

TUHAN BENCI KEMUNAFIKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Oktober 2017

Baca:  Matius 7:1-5

"Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."  Matius 7:5

Orang Farisi dan Saduki merupakan orang-orang yang mengerti betul tentang hukum Taurat, tetapi mereka sendiri tidak melakukan Taurat itu  (baca  Matius 23:3).  Tuhan Yesus menggambarkan bahwa keadaan mereka  "...sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran."  (Matius 23:27).  Karena itu Tuhan menyebut mereka sebagai orang-orang yang munafik dan Tuhan sangat benci akan hal itu.

     Arti kata munafik adalah:  berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak;  suka  (selalu)  mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya;  bermuka dua.  Sampai hari ini ada banyak orang Kristen yang hidup dalam kemunafikan.  Sewaktu di gereja terlihat begitu rohani, tampak beribadah dan melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, begitu melangkah keluar dari pintu pagar gereja semuanya langsung berubah, kembali kepada kehidupan lama dan mengasihi dunia.  Tidak sedikit pula suami-suami atau isteri-isteri menjalani kehidupan rumah tangganya dengan kemunafikan, tidak mengasihi pasangannya dengan sepenuh hati.  Akibatnya rumah tangga menjadi hancur berantakan!

     Kemunafikan membuat orang tidak dapat melihat kesalahan sendiri, tapi cenderung mudah menghakimi orang lain.  "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?"  (Matius 7:3).  Kemunafikan menghalangi kita untuk menerima jawaban doa.  "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang."  (Matius 6:5).  Kemunafikan menghambat pertumbuhan rohani kita,  "Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,"  (1 Petrus 2:1-2).

Buang semua kemunafikan dan jadilah orang Kristen yang benar-benar taat!