Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Oktober 2017
Baca: Yesaya 35:1-10
"...sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air;" Yesaya 35:6b-7
Jika menyadari bahwa Tuhan senantiasa mengarahkan pandangan-Nya terhadap kita dan selalu menyediakan berkat-Nya tanpa dipengaruhi oleh situasi, maka harusnya kita makin terpacu bersungguh-sungguh melayani Tuhan dan tidak lagi hitung-hitungan dengan Dia, sebab perkara sekecil apa pun yang kita lakukan untuk Tuhan selalu diperhitungkan-Nya dan tak satu pun yang terlewatkan, sebab Dia Tuhan yang tidak pernah terlelap dan tertidur. "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa
dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58).
Berkat Tuhan adalah pasti jika kita mau berjalan dalam tuntunan Tuhan! "Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau
memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di
atas bumi." (Mazmur 67:5). Hidup dalam tuntunan Tuhan berarti kita menempatkan kehendak Tuhan sebagai yang terutama dalam hidup ini. Tuhan Yesus adalah teladan utama bagaimana Ia menempatkan kehendak Bapa sebagai yang terutama. Saat berada di taman Getsemani Tuhan Yesus berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini
lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan
seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Tuhan Yesus juga berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34a). Hidup dalam tuntunan Tuhan juga berarti kita mau tunduk kepada pimpinan Roh Kudus. "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh," (Galatia 5:25).
Berkat Tuhan tidak terpengaruh oleh keadaan atau situasi, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menjadi kecewa, putus asa atau bersungut-sungut. Boleh saja orang lain bicara bahwa tidak ada masa depan dan harapan, tetapi bagi orang yang senantiasa hidup takut akan Tuhan, masa depan dan harapan itu takkan pernah hilang (baca Amsal 23:18).
Berkat Tuhan dan mujizat-Nya selalu tersedia bagi kita di segala musim!
Sunday, October 22, 2017
Saturday, October 21, 2017
BERKAT TUHAN TAK TERPENGARUH SITUASI (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Oktober 2017
Baca: Mazmur 67:1-8
"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya," Mazmur 67:2
Bagi orang percaya berkat Tuhan adalah sesuatu yang pasti, ya dan amin, bukan sekedar janji-janji yang meninabobokan. Ketika pemazmur berbicara tentang berkat, bukan berarti ia tidak tahu bahwa perjalanan hidup orang percaya itu tidak selalu mulus, terkadang harus melewati masalah, kesukaran, kesulitan, tantangan dan pergumulan. Tetapi ketika berbicara tentang berkat, pemazmur hendak menegaskan bahwa di tengah situasi yang sukar atau masalah yang berat sekalipun kasih setia Tuhan tidak pernah berubah dan berkat-Nya pun selalu tersedia bagi orang-orang yang mengasihi Dia.
Ingat dengan perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir? Ketika itu "...orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon." (Keluaran 14:9). Secara kasat mata, mustahil bangsa Israel bisa lolos dari kejaran pasukan Firaun, karena di hadapan mereka terbentang luas laut Teberau. Dalam situasi yang sepertinya tidak ada jalan, Tuhan sanggup membuka jalan bagi mereka. Dengan kuasa-Nya yang dahsyat "...TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka." (Keluaran 14:21-22). Begitu orang-orang Mesir dan pasukannya mengejar sampai ke tengah-tengah laut, maka "Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka." (Keluaran 14:28).
Berkat Tuhan adalah pasti bagi orang percaya yang mau melakukan sesuatu bagi Tuhan dan merespons panggilan-Nya. Tuhan memanggil kita untuk memberitakan keselamatan dan menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini, "...supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa." (Mazmur 67:3). Oleh karena itu rasul Paulus menasihati, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11).
Baca: Mazmur 67:1-8
"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya," Mazmur 67:2
Bagi orang percaya berkat Tuhan adalah sesuatu yang pasti, ya dan amin, bukan sekedar janji-janji yang meninabobokan. Ketika pemazmur berbicara tentang berkat, bukan berarti ia tidak tahu bahwa perjalanan hidup orang percaya itu tidak selalu mulus, terkadang harus melewati masalah, kesukaran, kesulitan, tantangan dan pergumulan. Tetapi ketika berbicara tentang berkat, pemazmur hendak menegaskan bahwa di tengah situasi yang sukar atau masalah yang berat sekalipun kasih setia Tuhan tidak pernah berubah dan berkat-Nya pun selalu tersedia bagi orang-orang yang mengasihi Dia.
Ingat dengan perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir? Ketika itu "...orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon." (Keluaran 14:9). Secara kasat mata, mustahil bangsa Israel bisa lolos dari kejaran pasukan Firaun, karena di hadapan mereka terbentang luas laut Teberau. Dalam situasi yang sepertinya tidak ada jalan, Tuhan sanggup membuka jalan bagi mereka. Dengan kuasa-Nya yang dahsyat "...TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka." (Keluaran 14:21-22). Begitu orang-orang Mesir dan pasukannya mengejar sampai ke tengah-tengah laut, maka "Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka." (Keluaran 14:28).
Berkat Tuhan adalah pasti bagi orang percaya yang mau melakukan sesuatu bagi Tuhan dan merespons panggilan-Nya. Tuhan memanggil kita untuk memberitakan keselamatan dan menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini, "...supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa." (Mazmur 67:3). Oleh karena itu rasul Paulus menasihati, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11).
Subscribe to:
Posts (Atom)