Friday, October 20, 2017

DALAM KEBERSAMAAN DAN KERUKUNAN: ada Kekuatan dan berkat (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Oktober 2017

Baca:  1 Korintus 1:10-17

"...aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir."  1 Korintus 1:10

Bertikai, bermusuhan dan terpecah belah adalah keadaan yang sangat ditunggu-tunggu oleh Iblis.  Ketika umat Tuhan saling bertikai, bermusuhan dan terpecah belah, itulah saat yang tepat bagi Iblis untuk memasukkan pengaruh jahatnya.  Ketika keluarga-keluarga Kristen dan gereja-Nya dalam kondisi seperti ini, bukannya kekuatan yang kita peroleh, tapi kehancuran yang didapat.  Ada kalimat bijak bahasa Jawa:  "Crah agawe bubrah, rukun agawe santoso."  Pertikaian menciptakan kehancuran, kerukunan membangun kekuatan.  "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan."  (Matius 12:25).

     Berbeda pendapat, berbeda pandangan, ketidakcocokan, adalah hal yang mudah kita temukan di mana pun berada, tak terkecuali di dalam gereja atau di antara jemaat Tuhan.  Ketika kita dihadapkan pada perbedaan-perbedaan, hal yang harus dilakukan adalah mencari solusi atau titik temu, sampai diperoleh kesepakatan, bukannya malah membesar-besarkan perbedaan, lalu saling menyalahkan, saling bermusuhan, saling menebar gosip, saling menghasut atau membentuk kubu-kubu.  Jika hal ini terjadi, sama artinya kita sedang dipermainkan oleh Iblis dan termakan oleh siasat liciknya.  Jangan biarkan perpecahan terjadi, jangan biarkan Iblis mengambil keuntungan dari ketidakharmonisan ini.  Rasul Paulus memperingatkan bahwa sebagai orang percaya  "...kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"  (Efesus 2:19).

     Tuhan Yesus berkata,  "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."  (Yohanes 13:34-35).  Buang semua keegoisan, kepentingan diri sendiri dan juga gengsi!  Bagaimana kita mengasihi orang-orang di luar sana, jika terhadap saudara seiman saja kita saling bermusuhan?

Ingin berkat Tuhan mengalir seperti sungai?  Bangun kebersamaan dan kerukunan.

Thursday, October 19, 2017

DALAM KEBERSAMAAN DAN KERUKUNAN: ada Kekuatan dan Berkat (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Oktober 2017

Baca:  Mazmur 133:1-3

"Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!"  Mazmur 133:1

Salah satu hal yang sangat dibenci dan ditakuti Iblis adalah ketika orang percaya hidup dalam kebersamaan dan kerukunan.  Iblis benci melihat keluarga-keluarga Kristen hidup rukun dan hamba-hamba Tuhan saling bergandengan tangan.  Itulah sebabnya Iblis selalu mencari cara dan celah untuk menciptakan perpecahan dan pertikaian dalam hidup orang percaya.  Alkitab secara gamblang menyatakan Iblis adalah pencuri, yang  "...datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."  (Yohanes 10:10).

     Mengapa Iblis benci dan takut dengan kebersamaan dan kerukunan orang percaya?  Karena ia tahu bahwa di dalam kebersamaan dan kerukunan akan tercipta sebuah kekuatan yang luar biasa.  "Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."  (Mazmur 133:3b).  Raja Daud mengibaratkan kebersamaan dan kerukunan itu seperti minyak yang mengalir dari janggut ke leher jubah Harun  (Mazmur 133:2).  Harun adalah imam besar  (baca  Keluaran 30:30), sehingga minyak yang dimaksudkan di sini adalah minyak urapan yang mengalir saat prosesi pengurapan Imam Besar Harun.  Tentunya minyak urapan dan prosesi pengurapan Imam Besar ini sangat luar biasa indah dan baiknya.  Itulah yang terkandung dalam kebersamaan dan kerukunan.  Di mana ada kebersamaan dan kerukunan di antara umat Tuhan, di situlah ada sukacita, pemulihan, pengampunan dan perkenanan Tuhan.

     Raja Daud juga mengibaratkan kebersamaan dan kerukunan itu seperti embun gunung Hermon  (Mazmur 133:3).  Gunung Hermon memiliki ketinggian lebih dari 2.700 meter, menonjol di ufuk timur laut.  Salju menyelimuti puncak-puncaknya yang tertinggi sampai pertengahan musim panas.  Gunung ini terlihat dari tempat yang sangat jauh.  Ketinggian yang mengesankan, air yang berlimpah-limpah.  Dari gunung inilah sumber air bagi danau Galilea, yang kemudian mengalir melalui bukit-bukit Sion, seperti dinyanyikan pemazmur.  Embunnya juga menyegarkan tanaman dan membasahi semua pepohonan yang ada di sekitarnya.  Ini berbicara tentang suatu kehidupan yang dampaknya dapat dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya alias menjadi berkat.