Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Agustus 2017
Baca: Roma 8:12-17
"Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya
orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita
bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia." Roma 8:17
Kalau bapa yang ada di dunia saja berpikir tentang warisan yang hendak diberikan bagi anak-anaknya, apalagi Bapa kita yang di sorga. Inilah warisan yang Bapa sediakan bagi kita orang percaya: 1. Kerajaan Sorga. Ada orang yang suka mengatakan janji-janji, tapi sulit sekali untuk menepatinya. Harus diakui bahwa dunia ini penuh dengan janji palsu, janji yang tidak pernah digenapi. Namun Tuhan kita adalah Tuhan yang berjanji dan memberikan kepastian dalam janji-Nya. Janji Tuhan adalah ya dan amin. Tuhan Yesus berkata, "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat
bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu,
Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:2-3). Sorga adalah sebuah kepastian bagi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. 2. Kemenangan. Di dunia ini ada banyak sekali tantangan, bahkan Iblis tidak pernah berhenti mencari cara untuk menghancurkan hidup orang percaya. Kita tidak perlu takut karena di dalam kita ada Roh Kudus, Dialah yang akan membawa kita kepada kemenangan: menang atas persoalan dan menang atas Iblis. "...syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya." (2 Korintus 2:14). 3. Berkat. "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b). Tak perlu kita hidup dalam kekuatiran. Selama kita mencari dahulu kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya maka semua akan ditambahkan di dalam hidup kita. Pegang teguh kebenaran firman ini! "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Karena kita adalah ahli waris, "...Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga." Efesus 1:3
Tuesday, August 8, 2017
Monday, August 7, 2017
ORANG PERCAYA SEBAGAI AHLI WARIS (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Agustus 2017
Baca: Galatia 4:1-11
"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah." Galatia 4:7
Satu perkara yang acapkali menjadi biang permasalahan atau sumber konflik, perpecahan, sengketa di dalam sebuah keluarga adalah persoalan warisan. Bahkan ada orang yang sampai tega membunuh saudara kandungnya hanya karena mengincar warisan. Warisan adalah harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada ahli waris. Sesungguhnya warisan adalah sesuatu yang baik, karena apa yang orangtua miliki diturunkan kepada anak-anaknya, sehingga anak-anaknya mendapatkan berkat dari orangtuanya. Namun ada banyak orang yang hidupnya hanya menanti dan mengandalkan warisan orangtua, sehingga warisan yang sebenarnya adalah sesuatu yang baik akhirnya menjadi sumber petaka di dalam keluarga. Letak persoalannya bukan pada warisan itu, tetapi pada pola pikir yang hanya memikirkan warisan, bahkan sampai menimbulkan sifat serakah.
Warisan yang sejati bukanlah hanya harta yang berhubungan dengan kebendaan, warisan yang sejati adalah bagaimana orangtua mewariskan iman kepada anak-anaknya. "Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya," (Amsal 13:22). Warisan yang sejati adalah bagaimana orangtua menanamkan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang takut akan Tuhan, sebagaimana yang disampaikan Musa: "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun...supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi." (Ulangan 11:19, 21).
Di dalam bacaan hari ini dijelaskan bahwa hidup orang Kristen adalah hidup yang terbebas dari perhambaan. Ini terjadi karena Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib bagi kita. "Ia (Kristus - Red) diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak." (Galatia 4:5). Jadi karena status kita bukan lagi hamba, melainkan diangkat sebagai anak, maka kita adalah orang-orang yang berhak menerima warisan dari Bapa karena kita adalah ahli-ahli waris (ayat nas). (Bersambung)
Baca: Galatia 4:1-11
"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah." Galatia 4:7
Satu perkara yang acapkali menjadi biang permasalahan atau sumber konflik, perpecahan, sengketa di dalam sebuah keluarga adalah persoalan warisan. Bahkan ada orang yang sampai tega membunuh saudara kandungnya hanya karena mengincar warisan. Warisan adalah harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada ahli waris. Sesungguhnya warisan adalah sesuatu yang baik, karena apa yang orangtua miliki diturunkan kepada anak-anaknya, sehingga anak-anaknya mendapatkan berkat dari orangtuanya. Namun ada banyak orang yang hidupnya hanya menanti dan mengandalkan warisan orangtua, sehingga warisan yang sebenarnya adalah sesuatu yang baik akhirnya menjadi sumber petaka di dalam keluarga. Letak persoalannya bukan pada warisan itu, tetapi pada pola pikir yang hanya memikirkan warisan, bahkan sampai menimbulkan sifat serakah.
Warisan yang sejati bukanlah hanya harta yang berhubungan dengan kebendaan, warisan yang sejati adalah bagaimana orangtua mewariskan iman kepada anak-anaknya. "Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya," (Amsal 13:22). Warisan yang sejati adalah bagaimana orangtua menanamkan prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang takut akan Tuhan, sebagaimana yang disampaikan Musa: "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun...supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi." (Ulangan 11:19, 21).
Di dalam bacaan hari ini dijelaskan bahwa hidup orang Kristen adalah hidup yang terbebas dari perhambaan. Ini terjadi karena Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib bagi kita. "Ia (Kristus - Red) diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak." (Galatia 4:5). Jadi karena status kita bukan lagi hamba, melainkan diangkat sebagai anak, maka kita adalah orang-orang yang berhak menerima warisan dari Bapa karena kita adalah ahli-ahli waris (ayat nas). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)