Tuesday, June 27, 2017

GILGAL: Mata Tertuju Kepada Tuhan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juni 2017

Baca:  Yosua 5:1-12

"Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, tetapi semua orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, belum disunat."  Yosua 5:5

Fakta penting lain berkenaan Gilgal adalah: 3.  Di tempat ini orang-orang Israel disunat.  Tuhan memberikan perintah kepada Yosua:  "Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua kalinya."  (ayat 2), dan  "Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh."  (ayat 8).  Sunat di Gilgal adalah tanda penghapusan cela Mesir  (ayat 9).  Alkitab menyatakan bahwa sunat adalah tanda perjanjian yang dilakukan Abraham dan keturunannya laki-laki  (baca  Kejadian 17:10-14).

     Apa makna sunat bagi orang percaya?  Sunat secara rohani adalah tanda pertobatan, yaitu tindakan memotong atau membuang segala kehidupan lama yang melekat dalam diri orang percaya, lalu berjalan dalam sebuah kehidupan baru bersama Kristus.  "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Rasul Paulus menegaskan,  "Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,"  (Kolose 2:11).  Setiap orang percaya yang telah meninggalkan kehidupannya yang lama adalah orang-orang yang  'bersunat', yang akan menikmati segala berkat dari perjanjian Bapa bagi Abraham.  Karena itu bersunat atau tidak bersunat secara lahiriah tidaklah penting, yang penting ialah menaati hukum-hukum Tuhan  (baca  1 Korintus 7:19).

     4.  Di Gilgal orang-orang Israel mendapatkan pembagian Tanah Perjanjian  (baca  Yosua 14).  Salah satunya adalah Kaleb.  "...Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya...  karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati."  (Yosua 14:13-14).  Setiap orang yang percaya Kristus adalah orang-orang yang berhak menerima janji-janji-Nya, dan di dalam Dia-lah kita mendapatkan segala berkat rohani dalam sorga  (baca  Efesus 1:3).

Selama umat Israel hidup menurut aturan Tuhan dan mata hanya tertuju kepada-Nya, kemenangan menjadi milik mereka!

Monday, June 26, 2017

GILGAL: Mata Tertuju Kepada Tuhan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juni 2017

Baca:  Yosua 5:1-12

"Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu." Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang."  Yosua 5:9

Gilgal adalah tempat yang memiliki sejarah penting bagi bangsa Israel.  Gilgal terletak dekat kota Yerikho, kemungkinan terletak di pegunungan Efraim, sekitar 13 kilometer barat laut Betel.  Gilgal dijadikan tempat persinggahan Yosua beserta bangsa Israel dan juga basis operasi militer selama penaklukan Kanaan dan kota-kota lainnya.  Setelah setiap kemenangan diraih mereka pun kembali ke markas yaitu ke perkemahan besar di Gilgal.

     Fakta penting tentang kota Gilgal ini menggambarkan kehidupan orang percaya:  1.  Di Gilgal Yosua meletakkan batu-batu peringatan.  "Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal."  (Yosua 4:20).  Tujuan diletakkannya 12 batu  (sesuai jumlah suku Israel)  adalah supaya anak cucu Israel dapat melihat tanda bahwa bukan dengan kekuatan dan kegagahan sendiri bangsa Israel dapat masuk ke Tanah Perjanjian, melainkan Tuhan yang menuntun dan menolong mereka.  "supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu."  (Yosua 4:24).  Karena itu mereka harus menghormati Tuhan dan beribadah hanya kepada-Nya.  Bagi orang percaya di zaman ini kita mempunyai kesaksian melalui firman Tuhan,  "...dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba."  (1 Korintus 10:11).

     2.  Di Gilgal mereka merayakan Paskah  (Yosua 5:10-11).  Ini adalah perayaan Paskah pertama dari generasi baru yang masuk ke Tanah Perjanjian.  Kembali ke Gilgal berarti mengingat kembali pengorbanan Kristus di kayu salib, di mana Kristus mati sebagai domba paskah untuk menebus dosa-dosa kita.  Dahulu  "...setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa."  (Ibrani 10:11), tetapi  "...Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia."  (Ibrani 9:28).  (Bersambung)