Wednesday, May 24, 2017

BERAWAL DARI MATA MELIHAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Mei 2017

Baca:  Amsal 23:29-35

"Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat,"  Amsal 23:31

Alkitab menyatakan bahwa  "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu."  (Matius 6:22-23).  Sebelum Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang Tuhan, Iblis terlebih dahulu memprovokasi Hawa tentang buah kehidupan itu, lalu  "Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya."  (Kejadian 3:6).  Kejatuhan dosa manusia pertama dimulai dari mata!

     Mengapa kita harus menjaga penglihatan kita?  1.  Apa yang kita lihat akan mempengaruhi keputusan kita.  Kita bisa belajar dari pengalaman hidup Lot.  "Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. -- Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah."  (Kejadian 13:10-11).  Namun Lot harus menelan pil pahit kehidupan karena ia salah dalam membuat keputusan;  bukannya berdoa atau meminta petunjuk dari Tuhan terlebih dahulu, tapi keputusannya didasarkan pada apa yang terlihat secara mata jasmani.

     2.  Apa yang kita lihat akan mempengaruhi iman kita.  Tak bisa dipungkiri apa yang kita imani seringkali berbeda dengan kenyataan, itulah sebabnya banyak orang Kristen kecewa dan akhirnya berhenti berharap kepada Tuhan.  "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh."  (Habakuk 2:3).  Milikilah prinsip hidup rasul Paulus,  "kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."  (2 Korintus 4:18).

Yang terlihat oleh mata seringkali menipu, oleh karena itu arahkan pandangan hanya kepada Tuhan Yesus!

Tuesday, May 23, 2017

PERCAYAKAH BAHWA TUHAN DAPAT MELAKUKAN?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Mei 2017

Baca:  Matius 9:27-31

"'Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?' Mereka menjawab: 'Ya Tuhan, kami percaya.'"  Matius 9:28

Kisah tentang Tuhan Yesus menyembuhkan mata dua orang buta ini adalah kisah yang hanya ditulis di Injil Matius.  Ketika bertemu dengan dua orang buta ada sebuah pertanyaan yang tak biasa Tuhan sampaikan.  Tuhan Yesus terlebih dahulu bertanya kepada kedua orang buta itu,  "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?"  (ayat nas).  Dan kedua orang buta itu pun dengan penuh keyakinan menjawab,  "Ya Tuhan, kami percaya."  (ayat nas).  Meskipun kedua orang itu tidak dapat melihat secara mata jasmaniah, tapi mata rohani mereka dapat melihat Tuhan dengan kebesaran kuasa-Nya, sehingga mereka percaya bahwa Dia pasti sanggup melakukan mujizat kesembuhan.  Karena memiliki respons hati yang benar Tuhan Yesus pun bertindak untuk menjamah mereka,  "Jadilah kepadamu menurut imanmu...  Maka meleklah mata mereka."  (ayat 29-30).

     Ada banyak orang Kristen secara fisik tidak mengalami kebutaan, mata jasmani mereka dapat melihat apa pun, tetapi mata rohaninya  'buta'  seperti pelayan Elisa yang tak mampu melihat kebesaran kuasa Tuhan.  Sedikit saja dihadapkan pada masalah atau kesulitan, mereka sudah diliputi oleh ketakutan, mereka lupa dengan pertolongan Tuhan dalam hidupnya di waktu-waktu lalu.  Pemazmur menasihati,  "...dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!"  (Mazmur 103:2).  Pada situasi-situasi seperti itu yang diperlukan adalah iman.  Iman dan ketakutan adalah dua hal yang sangat kontradiktif.  Ketakutan hanya akan membawa kita untuk mempercayai hal-hal yang buruk terjadi, seperti yang Ayub katakan,  "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku."  (Ayub 3:25).

     Iman membawa kita untuk percaya bahwa hal-hal yang baik dan dahsyat pasti akan terjadi.  Iman membuka mata rohani kita sehingga kita dapat mempercayai bahwa Tuhan sanggup melakukan perkara-perkara yang dahsyat...  alhasil kita tidak menyerah dengan keadaan yang ada.  Iman menuntun kita untuk melewati kemustahilan, sedangkan ketakutan hanya akan memunculkan kata mustahil dalam hidup ini.

"Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga. Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu..."  Mazmur 145:3-4