Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Mei 2017
Baca: Ulangan 31:1-8
"Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar
karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai
engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan
engkau." Ulangan 31:6
Ketika dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa, kemungkinan besar respons Yosua adalah terkejut, gelisah, dan tidak tenang, kemungkinan juga ada keraguan dan kekuatiran berkecamuk dibenaknya: dapatkah ia memimpin suatu bangsa yang besar ini, bagaimana reaksi umat Israel jika ternyata kemampuannya dalam memimpin tidak sebanding dengan pemimpin sebelumnya (Musa). Itu sebabnya, Musa memberikan nasihat yang menguatkan dan meneguhkan, "...janganlah takut dan jangan gemetar
karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai
engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan
engkau." (ayat nas).
Menjadi pemimpin adalah sebuah kepercayaan yang tidak semua orang bisa mendapatkannya! Yosua harus menangkap ini sebagai kesempatan untuk memaksimalkan semua potensi yang sudah Tuhan taruh dalam hidupnya. Memang untuk mengerjakan visi besar dari Tuhan yaitu menuntun bangsa Israel menuju Tanah perjanjian, bukanlah perkara mudah, karena ada banyak sekali tantangan dan juga musuh-musuh yang harus ditaklukkan. Jadi, seorang pemimpin haruslah bermental baja, berani dan tidak mudah menyerah. Yang perlu ditegaskan lagi kepada Yosua bahwa ia tidak sendirian, "Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan
menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati." (ayat 8). Karena itu Yosua harus terus maju dengan berpegang teguh kepada janji firman Tuhan. "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa." (Yosua 1:3).
Tuhan memberikan kunci rahasia untuk mencapai keberhasilan: "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi
renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati
sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian
perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8).
Kunci kepemimpinan yang berhasil adalah berjalan bersama Tuhan, senantiasa mengandalkan-Nya, dan berpegang teguh pada janji firman-Nya!
Wednesday, May 10, 2017
Tuesday, May 9, 2017
YOSUA: Pemegang Tongkat Estafet (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2017
Baca: Ulangan 31:1-8
"Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti yang difirmankan TUHAN." Ulangan 31:3
Pada suatu kesempatan Musa berdiri di hadapan seluruh umat Israel untuk menyampaikan pesan yang sangat penting. Musa menyadari ia telah berusia sangat lanjut dan tidak lama lagi akan meninggal. Karena itu umat Israel sewaktu-waktu harus siap menghadapi sebuah perubahan. Salah satu perubahan itu adalah soal kepemimpinan. Umat Israel tidak perlu takut dan kuatir jika nantinya Musa tidak lagi ada bersama-sama dengan mereka. Musa mengingatkan agar umat Israel tetap mengarahkan pandangan hanya kepada Tuhan yang adalah pemimpin utama mereka, bukan kepada manusia. "TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu; Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat memiliki negeri mereka; Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti yang difirmankan TUHAN." (ayat 3). Kini Tuhan telah menunjuk dan memilih Yosua untuk melanjutkan kepemimpinan menggantikan Musa.
Siapakah Yosua? Yosua adalah keturunan Efraim, anak dari Nun, yang masa mudanya banyak dihabiskan di padang gurun dalam pengembaraan menuju Kanaan. Ia adalah abdi atau pelayan Musa yang setia. Sebagai abdi ia pun mengalami masa-masa yang sulit, penuh ujian dan tantangan bersama Musa. Nama sebenarnya adalah Hosea, yang artinya Keselamatan. Tetapi Musa memanggilnya Yosua (baca Bilangan 13:16), yang artinya Ia akan menyelamatkan atau keselamatan dari Yehovah. Yosua tidak pernah membayangkan suatu saat akan dipilih dan dipercaya Tuhan untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan menggantikan Musa. Adalah tidak mudah untuk beroleh sebuah kepercayaan! Yosua dipercaya oleh karena ia setia menjalani proses: "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;" (Amsal 19:22). Alkitab menyatakan bahwa orang-orang yang setialah yang dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya.
Di masa-masa seperti sekarang ini sulit sekali menemukan orang yang memiliki kesetiaan seperti Yosua ini. Umumnya orang setia kalau ada embel-embel di belakangnya. Sungguh benar apa yang dikatakan pemazmur: "...orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia." (Mazmur 12:2).
Karena kesetiaannya sangat teruji Yosua dipercaya menggantikan Musa!
Baca: Ulangan 31:1-8
"Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti yang difirmankan TUHAN." Ulangan 31:3
Pada suatu kesempatan Musa berdiri di hadapan seluruh umat Israel untuk menyampaikan pesan yang sangat penting. Musa menyadari ia telah berusia sangat lanjut dan tidak lama lagi akan meninggal. Karena itu umat Israel sewaktu-waktu harus siap menghadapi sebuah perubahan. Salah satu perubahan itu adalah soal kepemimpinan. Umat Israel tidak perlu takut dan kuatir jika nantinya Musa tidak lagi ada bersama-sama dengan mereka. Musa mengingatkan agar umat Israel tetap mengarahkan pandangan hanya kepada Tuhan yang adalah pemimpin utama mereka, bukan kepada manusia. "TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu; Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat memiliki negeri mereka; Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti yang difirmankan TUHAN." (ayat 3). Kini Tuhan telah menunjuk dan memilih Yosua untuk melanjutkan kepemimpinan menggantikan Musa.
Siapakah Yosua? Yosua adalah keturunan Efraim, anak dari Nun, yang masa mudanya banyak dihabiskan di padang gurun dalam pengembaraan menuju Kanaan. Ia adalah abdi atau pelayan Musa yang setia. Sebagai abdi ia pun mengalami masa-masa yang sulit, penuh ujian dan tantangan bersama Musa. Nama sebenarnya adalah Hosea, yang artinya Keselamatan. Tetapi Musa memanggilnya Yosua (baca Bilangan 13:16), yang artinya Ia akan menyelamatkan atau keselamatan dari Yehovah. Yosua tidak pernah membayangkan suatu saat akan dipilih dan dipercaya Tuhan untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan menggantikan Musa. Adalah tidak mudah untuk beroleh sebuah kepercayaan! Yosua dipercaya oleh karena ia setia menjalani proses: "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;" (Amsal 19:22). Alkitab menyatakan bahwa orang-orang yang setialah yang dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya.
Di masa-masa seperti sekarang ini sulit sekali menemukan orang yang memiliki kesetiaan seperti Yosua ini. Umumnya orang setia kalau ada embel-embel di belakangnya. Sungguh benar apa yang dikatakan pemazmur: "...orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia." (Mazmur 12:2).
Karena kesetiaannya sangat teruji Yosua dipercaya menggantikan Musa!
Subscribe to:
Posts (Atom)