Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 November 2016
Baca: Daniel 6:1-29
"Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku,..." Daniel 6:23
Ketika berada dalam kesulitan, tekanan atau masalah berat biasanya orang mudah sekali melupakan Tuhan, karena mata jasmaninya hanya tertuju kepada besarnya masalah. Daniel adalah salah satu tokoh besar di Alkitab yang pernah melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Kala itu para pejabat tinggi pemerintahan Darius berusaha mencari alasan untuk menuduh dan menyalahkan Daniel dengan meminta raja mengeluarkan surat ketetapan: melarang semua orang menyembah Tuhan, dewa atau manusia lain kecuali kepada raja, dan bagi yang melanggar akan dilemparkan ke gua singa.
Siapa Daniel? Adalah tawanan perang yang ditangkap Nebukadnezar yang bersama dengan orang-orang Yahudi dari golongan atas lainnya diangkut ke Babel untuk dididik dan diperkerjakan di pemerintahan; Daniel bekerja di bawah pemerintahan raja Nebukadnezar, Belsyazar dan Darius dari tahun 605-536 SM. Dalam bahasa Ibrani nama Daniel berarti Tuhanlah hakimku. Mendengar surat perintah raja, Daniel tidak takut atau gentar sedikit pun melainkan tetap menjaga integritas rohaninya. "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem;
tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang
biasa dilakukannya." (Daniel 6:11). Apa yang diyakini dan dikatakan sesuai dengan apa yang dilakukan. Ia percaya tidak ada yang layak disembah dan ditinggikan selain Tuhan yang hidup, yang duduk di atas takhta-Nya yang kudus di dalam Kerajaan Sorga. Sesuai arti namanya Daniel berkeyakinan bahwa Tuhanlah hakim yang adil, pasti sanggup menegakkan keadilan di tengah ketidakadilan.
Begitu melihat Daniel sedang berdoa kepada Tuhannya segeralah orang-orang melaporkan kepada raja, sehingga raja pun terpaksa melaksanakan ketetapannya: melemparkan Daniel ke gua singa. Selama Daniel berada di gua singa "...pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia
tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur." (Daniel 6:19), karena membayangkan hal-hal buruk menimpa Daniel. Apa yang dikuatirkan raja tak terjadi! Karena Tuhan benar-benar telah menjadi hakim yang membela perkara Daniel.
Pembelaan Tuhan benar-benar nyata bagi orang yang berintegritas!
Sunday, November 20, 2016
Saturday, November 19, 2016
KEADILAN TUHAN ITU SEMPURNA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 November 2016
Baca: Ulangan 32:1-14
"...karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia." Ulangan 32:4
Salah satu sifat Tuhan adalah adil. Yang dimaksud adil adalah bertindak benar sesuai standar kebenaran dan ketetapan hukum yang berlaku. Tuhan itu adil, artinya Ia akan selalu berlaku benar sesuai prinsip kebenaran-Nya. Keadilan Tuhan adalah sempurna, utuh, tidak bercacat cela, artinya semua yang Tuhan rencanakan, putuskan dan kerjakan selalu berada pada koridor keadilan. "Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran." (Mazmur 111:7-8).
Wujud nyata keadilan Tuhan adalah Ia mencintai kebenaran dan membenci kefasikan. Oleh karena itu "TUHAN menguji orang benar dan orang fasik," (Mazmur 11:5). 1. Mencintai kebenaran. "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;" (Mazmur 34:16). Artinya Tuhan sangat memperhatikan dan mengasihi orang-orang yang hidup dalam kebenaran, dan Ia akan memberikan upah atau reward kepada mereka. "Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya. Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci," (Mazmur 18:25-27). Tidak ada yang sia-sia untuk tetap berlaku benar di tengah dunia yang dipenuhi kejahatan ini. Meski manusia tidak melihat dan tidak menganggapnya tapi di atas takhta-Nya yang kudus Tuhan selalu memperhitungkannya. 2. Membenci kefasikan. Tuhan sangat menentang segala bentuk kefasikan, karena itu Ia tidak akan membiarkan setiap pelanggaran dan dosa berlalu begitu saja dari hadapan-Nya, tetapi Ia akan mengganjarnya dengan hukuman...ini bukti bahwa Ia adalah Tuhan yang adil dan tidak bisa dipermainkan! "...semua orang fasik akan dibinasakan-Nya." (Mazmur 145:20).
Jelas sekali bahwa Tuhan akan mengganjar setiap dosa dan kejahatan yang diperbuat manusia dengan hukuman yang setimpal, sebaliknya Ia akan mengapresiasi dengan memberikan upah untuk setiap kebenaran dan perbuatan baik yang dilakukan.
"...Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu." Mazmur 51:6
Baca: Ulangan 32:1-14
"...karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia." Ulangan 32:4
Salah satu sifat Tuhan adalah adil. Yang dimaksud adil adalah bertindak benar sesuai standar kebenaran dan ketetapan hukum yang berlaku. Tuhan itu adil, artinya Ia akan selalu berlaku benar sesuai prinsip kebenaran-Nya. Keadilan Tuhan adalah sempurna, utuh, tidak bercacat cela, artinya semua yang Tuhan rencanakan, putuskan dan kerjakan selalu berada pada koridor keadilan. "Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran." (Mazmur 111:7-8).
Wujud nyata keadilan Tuhan adalah Ia mencintai kebenaran dan membenci kefasikan. Oleh karena itu "TUHAN menguji orang benar dan orang fasik," (Mazmur 11:5). 1. Mencintai kebenaran. "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;" (Mazmur 34:16). Artinya Tuhan sangat memperhatikan dan mengasihi orang-orang yang hidup dalam kebenaran, dan Ia akan memberikan upah atau reward kepada mereka. "Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya. Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci," (Mazmur 18:25-27). Tidak ada yang sia-sia untuk tetap berlaku benar di tengah dunia yang dipenuhi kejahatan ini. Meski manusia tidak melihat dan tidak menganggapnya tapi di atas takhta-Nya yang kudus Tuhan selalu memperhitungkannya. 2. Membenci kefasikan. Tuhan sangat menentang segala bentuk kefasikan, karena itu Ia tidak akan membiarkan setiap pelanggaran dan dosa berlalu begitu saja dari hadapan-Nya, tetapi Ia akan mengganjarnya dengan hukuman...ini bukti bahwa Ia adalah Tuhan yang adil dan tidak bisa dipermainkan! "...semua orang fasik akan dibinasakan-Nya." (Mazmur 145:20).
Jelas sekali bahwa Tuhan akan mengganjar setiap dosa dan kejahatan yang diperbuat manusia dengan hukuman yang setimpal, sebaliknya Ia akan mengapresiasi dengan memberikan upah untuk setiap kebenaran dan perbuatan baik yang dilakukan.
"...Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu." Mazmur 51:6
Subscribe to:
Posts (Atom)