Wednesday, November 2, 2016

KETAKUTAN YANG SUCI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 November 2016 

Baca:  Mazmur 19:1-15

"Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya;"  Mazmur 19:10

Banyak orang Kristen mengaku memiliki hati yang takut akan Tuhan, tetapi fakta seringkali menunjukkan mereka tidak takut akan Tuhan. 

     Apa contohnya?  1.  Ibadah.  Mereka suka sekali datang terlambat di setiap ibadah.  Keterlambatan mungkin masih bisa dimaklumi bila ada masalah di perjalanan, namun kalau setiap kali datang selalu terlambat dan sudah menjadi kebiasaan, itu patut dipertanyakan!  Ada pula jemaat yang datang selalu terlambat tapi pulangnya selalu lebih cepat dari yang lain.  "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat."  (Pengkhotbah 4:17).  Takut akan Tuhan harus benar-benar diwujudkan dalam tindakan konkret.  "Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28).  Ibadah tanpa disertai rasa takut akan Tuhan adalah sia-sia, tak lebih dari sekedar kegiatan agamawi atau rutinitas.

     2.  Pujian.  Pemazmur berkata,  "Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN!"  (Mazmur 150:6).  Bukan pujian sebatas bibir saja, atau karena sudah hafal lirik dan suka iramanya, melainkan pujian yang lahir dari hati yang mengasihi Tuhan.  Sering terlihat di gereja ada orang-orang yang tidak sungguh-sungguh memuji Tuhan.

     3.  Firman.  Alkitab adalah firman Tuhan, dan apa yang telah difirmankan-Nya tidak pernah kembali dengan sia-sia.  Karena itu kita harus memertajam pendengaran kita untuk mendengar suara Tuhan melalui firman-Nya, sebab  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Ketika membaca atau mendengarkan firman mungkin seketika itu tidak ada dampak secara langsung yang kita rasakan, namun ibarat benih, suatu saat firman itu pasti akan bertumbuh dan membuat kita berakar semakin kuat di dalam Tuhan.  Jangan seperti Eutikhus yang mengantuk saat mendengarkan firman  (kisah 20:7-12).

Takut akan Tuhan berarti respek dan menghormati Tuhan, inilah yang mendatangkan hidup  (baca  Amsal 19:23).

Tuesday, November 1, 2016

TUHAN BERTINDAK PADA WAKTU YANG TEPAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 November 2016 

Baca:  Mazmur 18:21-30

"Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela,"  Mazmur 18:26

Pemazmur menyatakan,  "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;"  (Mazmur 34:20).  Masalah, penderitaan, tantangan dan pencobaan bisa datang sewaktu-waktu dan dapat menimpa semua orang:  orang fasik maupun orang benar.  Perbedaannya:  orang benar dalam kemalangan tidak ditinggalkan Tuhan.

     Ketika pencobaan terasa berat terkadang kita merasa tidak sanggup lagi menanggungnya dan ingin menyerah saja.  "Pertarungan adalah milik orang-orang yang gigih, karena itu jangan biarkan keadaan mengalahkanmu."  (William V. Crouch).  Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita menyerah dan putus asa, berpeganglah pada janji Tuhan bahwa dalam segala keadaan, asal kita hidup berkenan kepaada-Nya, pasti ada pembelaan dan penyertaan dari Tuhan.  Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah contohnya!  Ketiga pemuda itu memilih tetap setia kepada Tuhan dan menolak menyembah berhala yang disembah raja Nebukadnezar sehingga menimbulkan amarah raja.  Sebagai konsekuensinya mereka dimasukkan ke perapian yang dipanaskan tujuh kali lebih panas dari biasanya.  "Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala."  (Daniel 3:21).  Apa yang terjadi?  Binasakah mereka?  Raja sangat terkejut ketika dilihatnya mereka bertiga berjalan-jalan dengan bebas dan ada hal yang lebih mengejutkan lagi:  "'Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?' Jawab mereka kepada raja: 'Benar, ya raja!' Katanya: 'Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!'"  (Daniel 3:24-25).

     Janji firman-Nya adalah ya dan amin!  Tuhan tak pernah meninggalkan orang-orang yang setia kepada-Nya, dan pertolongan-Nya selalu tepat pada waktunya.  Untuk dapat keluar dari api pencobaan dengan kemenangan kita harus mempunyai kesetiaan yang teguh kepada Tuhan di segala situasi seperti mereka.

Sanggupkah kita tetap menunjukkan kesetiaan kepada Tuhan meski belum mengalami pertolongan yang kita harapkan?