Friday, October 21, 2016

AKIBAT MEREMEHKAN HAK KESULUNGAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Oktober 2016 

Baca:  Kejadian 25:19-34

"Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu."  Kejadian 25:34b

Esau adalah saudara kembar Yakub, tetapi ia lahir terlebih dahulu, karena itu Esau beroleh hak kesulungan.  Karena tubuhnya berbulu ia dinamai Esau  (ayat 25).  Kemudian menyusullah Yakub yang ketika lahir memegang tumit Esau.  Karena itu ia dinamai Yakub, yang berarti si penipu.  Esau tumbuh menjadi orang yang pandai berburu dan menjadi kesayangan ayahnya yang suka makan daging buruan, sedangkan Yakub yang berkepribadian tenang lebih memilih tinggal di kemah dan menjadi kesayangan ibunya.

     Sepulang berburu dengan rasa lelah dan lapar Esau melihat Yakub sedang memasak sup kacang merah.  Berkatalah ia kepada Yakub,  "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah."  (ayat 30).  Dasar Yakub si penipu, ia menggunakan kesempatan emas ini untuk membujuk saudaranya itu:  "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu. Sahut Esau: 'Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?'"  (ayat 31-32).  Tanpa memertimbangkan konsekuensi tindakannya, dengan mudahnya Esau menukarkan hak kesulungannya hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya  (perutnya):  masakan kacang merah.  "Kata Yakub: 'Bersumpahlah dahulu kepadaku.' Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya."  (ayat 33).  Esau telah memandang rendah hak kesulungan yang dimilikinya dan begitu saja melepaskan hak tersebut, padahal hak kesulungan adalah hak khusus yang diberikan kepada anak laki-laki pertama, yang di dalamnya termasuk warisan yang bernilai dua kali lipat, menjadi ahli waris dan pemimpin keluarga.  Sebagai anak sulung sebenarnya Esau berhak menjadi penerus Ishak  (ayahnya)  sebagai kepala keluarga dan mewarisi dua bagian tanah milik mereka, serta berkat dari Tuhan  (ayat 31), namun ia telah kehilangan hak kesulungannya.

     Dari kisah ini kita mendapat pengertian bahwa Yakub sangatlah menghargai hak kesulungan sampai-sampai ia menempuh segala cara, sekalipun harus menipu saudara kembarnya itu.  Karena kesalahannya dalam membuat pilihan dan keputusan yang tanpa pertimbangan secara masak Esau harus mengalami kenyataan pahit di sepanjang perjalanan hidupnya karena ia telah kehilangan berkat yang seharusnya menjadi haknya.  (Bersambung)

Thursday, October 20, 2016

MENGAKUI DOSA: Ada Kelepasan dan Kebahagiaan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Oktober 2016 

Baca:  Mazmur 32:1-11

"Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari;"  Mazmur 32:3

Tidak ada penderitaan batin terberat dalam diri manusia selain ketika ia menyembunyikan kesalahan atau pelanggarannya dari hadapan Tuhan;  tiada depresi yang lebih menekan daripada sakitnya rasa menyembunyikan dosa.  Makan apa pun terasa tak enak, tidur pun tiada nyenyak, tiada ketenangan di dalamnya karena terus dikejar rasa bersalah atau bayangan dosanya.  Tak ada obat yang dapat menyembuhkannya selain dirinya sendiri yang membereskannya, yaitu mau mengakuinya di hadapan Tuhan.  "...tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab."  (Ibrani 4:13).  Adalah sia-sia menyembunyikan dosa karena Tuhan Mahatahu!

     Daud begitu tertekan siang dan malam karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya, tulang-tulangnya menjadi lesu karena dihantui rasa bersalah,  "sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas."  (Mazmur 32:4).  Dosa yang disembunyikan dan tak diakui menyebabkan penderitaan tubuh dan batin.  Karena derita batin yang tak tertahankan ini akhirnya Daud pun mengambil keputusan untuk berkata jujur di hadapan Tuhan:  "Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: 'Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,' dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku."  (Mazmur 32:5)  (Baca juga 1 Yohanes 1:9).  Setelah itu legalah hati Daud dan hilanglah beban yang selama ini menindih hidupnya, karena setelah mengakui dosanya Tuhan pun mengampuni.  "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!"  (Mazmur 32:1).

     Bersyukur kita punya Tuhan yang setia dan penuh kasih, yang rela mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.  Karena itu jangan pernah sia-siakan keselamatan yang telah kita terima!

"Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."  Yesaya 1:18