Wednesday, July 20, 2016

FIRMAN TUHAN ADALAH PELITA HIDUP

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juli 2016 

Baca:  Mazmur 119:105-112

"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."  Mazmur 119:105

Hal utama apa yang diperlukan semua orang ketika berjalan di kegelapan yang pekat?  Bukan uang, bukan mobil, bukan apa pun yang mereka butuhkan, hanya pelita atau terang.  Pelita, satu bagian dari kaki dian dalam Tabernakel atau Kabah, umumnya dipakai orang sebagai alat penerang dalam keadaan sangat darurat.  Pelita atau terang akan membantu kita melihat atau memandang sekitar, dan menuntun kita ke jalan dan arah yang benar sehingga langkah kaki kita tidak akan terantuk batu atau terperosok ke lubang yang dalam, dan kemungkinan besar kita pun tidak akan tersesat.

     Dunia, tempat di mana kita menjalani hidup ini sedang diliputi kegelapan di segala aspek, sebab  "...Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat."  (1 Yohanes 5:19).  Karena berada di dalam dunia yang gelap banyak orang dihantui rasa was-was dan ketakutan oleh karena arah hidupnya tidak jelas dan serba tidak pasti.  "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."  (Amsal 14:12).  Syukur kepada Tuhan, meski berada di tengah dunia yang gelap, sebagai orang percaya kita bukanlah orang-orang yang hidup dalam kegelapan tersebut,  "karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan."  (1 Tesalonika 5:5).  Kita disebut sebagai anak-anak terang karena kita memiliki firman Tuhan sebagai pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita, sehingga meskipun kita berjalan di tengah dunia yang gelap jalan kita adalah terang seperti siang hari, sebab firman-Nya selalu menerangi dan menuntun langkah kita seperti perjalanan umat Israel yang senantiasa disertai tiang awan dan tiang api.

     Bagi setiap orang yang senantiasa berjalan di dalam firman Tuhan apa yang dikerjakan dan dilakukan akan terlihat terang, sebab  "Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang,"  (Mazmur 119:130), karena bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memerbaiki kelakuan dan mendidik kita dalam kebenaran, sehingga kehidupan kita akan selalu diperbaharui dari hari ke sehari, hingga semakin berkenan kepada Tuhan.

"Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,"  Amsal 6:23

Tuesday, July 19, 2016

HIDUP BAGAIKAN BEJANA (3)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2016 

Baca:  Yesaya 64:1-12

"Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu."  Yesaya 64:8

Jika hari ini kita ada sebagaimana kita ada saat ini semua adalah anugerah Tuhan semata, Dialah yang merenda hidup kita untuk dijadikan-Nya bejana yang mempunyai kegunaan bagi kemuliaan Tuhan.

     Dalam pembentukan Tuhan ada saatnya kita menikmati berkat, pertolongan dan mujizat, tetapi ada juga masa di mana kita diperhadapkan pada situasi-situasi sulit yang seolah-olah tidak ada jalan keluarnya.  Tetapi kalau kita mau bersabar dan setia mengikuti alur Tuhan maka proses pembentukan ini akan berakhir happy ending, karena  "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,"  (Pengkhotbah 3:11).  Tuhan membentuk dan menjadikan kita dengan satu tujuan supaya hidup kita berharga.  Sebelum diselamatkan melalui karya Kristus di kayu salib hidup kita sungguh tidak berharga karena dosa, sebab  "...semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."  (Roma 3:23-24).  Jadi kita harus mengerjakan keselamatan yang telah diterima dengan hati yang takut dan gentar, dan mau berada di dalam proses pembentukan Tuhan,  "supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela...sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,"  (Filipi 2:15).  Rasul Paulus mengatakan,  "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia."  (2 Timotius 2:21).

     Selain itu Tuhan membentuk kita supaya menjadi pribadi yang tangguh.  Menjalani kehidupan kekristenan bukanlah perkara mudah, sebab kita diperhadapkan banyak tantangan dan cobaan karena kasih-Nya kepada kita;  bukan berarti Tuhan memanjakan kita tetapi justru Ia akan menghajar dan mendidik kita.  "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  (Ibrani 12:6).  Karena itu Tuhan mengijinkan kita melewati badai hidup ini supaya kita makin hari makin kuat, seperti burung rajawali.

Melalui proses pembentukan Tuhan kita akan menjadi pribadi yang berkualitas!