Monday, July 4, 2016

JANGAN PERNAH MENAHAN KEBAIKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juli 2016 

Baca:  Amsal 3:27-35

"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya."  Amsal 3:27

Kebaikan adalah sifat Ilahi yang harus terpancar dalam kehidupan orang percaya.  Mengapa?  Karena status kita adalah anak-anak terang.  "Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,"  (Efesus 5:8-9).  Tuhan itu baik adanya, dan teladan tentang kebaikan telah ditunjukkan oleh Tuhan Yesus yang senantiasa berbuat baik kepada semua orang tanpa memandang status atau latar belakang:  menyembuhkan yang sakit, melepaskan mereka dari segala keterikatan, memberi makanan kepada mereka yang lapar dan sebagainya.

     Karena Tuhan Yesus baik maka semua anak-Nya wajib mengikuti jejak-Nya yaitu menjadi orang-orang yang baik, dimana kebaikan itu harus dibuktikan melalui tindakan nyata.  Namun tidak semua orang Kristen baik adanya, bahkan tidak sedikit hamba Tuhan yang tampak baik hanya saat pelayanan, tetapi dalam praktek keseharian tidak terbukti buah-buah kebaikannya.  Apalah artinya orang menilai diri sendiri baik apabila orang lain tidak melihat secara nyata kebaikan itu.  "Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri."  (Amsal 27:2).

     Dorkas adalah orang baik, dan karena kebaikannya ia menjadi berkat bagi lingkungan.  Orang-orang Yahudi memanggilnya Tabita yang berarti rusa betina.  Di dunia Timur rusa betina adalah gambaran tentang kecantikan.  Kecantikan Dorkas ini terpancar melalui perbuatan baik yang ditunjukkan.  "Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah."  (Kisah 9:36b).  Begitu mendengar bahwa Dorkas sakit dan meninggal, orang-orang menjadi sangat kehilangan dan bersedih hati.  Mereka pun berusaha mencari cara bagaimana agar Dorkas dapat hidup kembali.  Ketika mendengar Petrus ada di Yope, orang-orang memohon kepadanya agar bisa membangkitkan Dorkas.  Ajaib!  Tuhan mendengar doa-doa mereka dan membangkitkan Dorkas dari kematian.  Dari kejadian inilah semakin banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan!

"Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah."  Ibrani 13:16

Sunday, July 3, 2016

MENYALAHGUNAKAN KEMURAHAN TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juli 2016 

Baca:  Roma 2:1-16

"tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman."  Roma 2:8

Karena semua manusia menjalankan hidup yang rusak  (baca  Kejadian 6:12)  dan mengabaikan peringatan Tuhan, maka Tuhan menyatakan keadilan-Nya dengan menurunkan air bah ke muka bumi.  "Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya."  (Kejadian 7:24), sehingga semua orang mengalami kebinasaan, kecuali Nuh dan keluarganya diselamatkan, sebab  "...Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini."  (Kejadian 7:1).

     2.  Penduduk Sodom dan Gomora.  Alkitab menyatakan,  "Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN."  (Kejadian 13:13).  Meski berlaku jahat dan tidak mengindahkan peringatan Tuhan, penduduk Sodom dan Gomora tidak langsung dibumihanguskan oleh Tuhan, tetapi kesempatan masih diberikan kepada Abraham untuk berdoa bagi mereka.  Bahkan Abraham bisa bernego dengan Tuhan:  kalau saja ada 50 orang, 40 orang, 30 orang, 20 orang, bahkan 10 orang saja di antara penduduk Sodom dan Gomora yang hidup benar, maka Tuhan akan membatalkan rencana penghukuman-Nya.  Hasilnya?  Tak seorang pun didapati hidup benar kecuali Lot.  Karena mereka membuang kesempatan yang Tuhan berikan dan menyalahgunakan kemurahan-Nya, maka  "...TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah."  (Kejadian 19:24-25).

     Apa yang dialami oleh orang-orang di zaman Nuh dan juga penduduk Sodom dan Gomora menunjukkan bahwa Tuhan tidak bisa dipermainkan seenaknya.  Lebih sempurna lagi kemurahan Allah dinyatakan melalui Putera-Nya Yesus Kristus yang diutus untuk datang ke dunia,  "...supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."  (Yohanes 3:16).  Bahkan Yesus Kristus rela mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia.  Namun tidak semua orang merespons kemurahan Tuhan ini, dengan terang-terangan tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, bahkan menolak berita Injil.

"Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya,"  Roma 11:22