Wednesday, October 21, 2015

HATI YANG TERBEBAN UNTUK PELAYANAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Oktober 2015

Baca:  Ibrani 6:9-12

"Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang."  Ibrani 6:10

Kehidupan orang Kristen yang normal adalah ketika ia menyadari panggilan Tuhan dalam hidupnya.  Salah satu tujuan Tuhan memanggil kita adalah untuk melayani Dia.  Jika sampai saat ini kita masih bersikap acuh tak acuh, apatis dan sama sekali tidak terbeban untuk terlibat dalam pelayanan atau mendukung pekerjaan Tuhan, itu artinya kehidupan kekristenan kita  'tidak normal'.  Mengapa?  Karena bagi orang percaya pelayanan seharusnya menjadi gaya hidup, bukan sekedar pilihan atau alternatif.

     Di masa sekarang ini ada saja alasan atau dalih yang dikemukakan oleh sebagian besar orang Kristen untuk menghindarkan diri dari pelayanan:  sibuk, tidak ada waktu, atau nanti sajalah menunggu waktu yang tepat...kapan itu??  Tetapi ada yang terpaksa melibatkan diri dalam pelayanan karena didasari rasa sungkan.  Atau ada pula yang melayani Tuhan kalau ada sisa waktu dari padatnya jadwal kesehariannya.  Menyediakan waktu untuk pekerjaan, hobi dan aktivitas-aktivitas duniawi lainnya kita bisa, tetapi berkorban waktu dan tenaga untuk pekerjaan Tuhan serasa berat.  Sebagai pengikut Kristus seharusnya kita memiliki hati yang terbeban untuk melayani, baik itu melayani sesama, terlebih-lebih melayani Tuhan.  Mengapa?  Karena Tuhan Yesus telah memberikan teladan hidup bahwa Ia datang ke dunia adalah untuk melayani dan memberikan hidup-Nya.  "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28)

     Pelayanan berbicara soal hati, sebab hati adalah pusat keinginan, harapan, cita-cita, ambisi, impian, dan motivasi kita.  Sikap hati kita dalam melakukan sesuatu akan menentukan hasil pekerjaan yang kita kerjakan.  Kita bisa saja tampak aktif dalam pelayanan, tetapi kalau hati kita tidak tertuju kepada Tuhan maka pelayanan yang kita lakukan tersebut tidak lebih dari sekedar rutinitas atau seremonial belaka,  "...sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9).  Sikap hati yang benar adalah modal dasar untuk melayani Tuhan.

Selagi ada waktu dan kesempatan jangan tunda-tunda waktu melayani Tuhan!

Tuesday, October 20, 2015

TUHAN YESUS: Tabib Yang Ajaib

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Oktober 2015

Baca:  Lukas 5:27-32

"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;"  Lukas 5:31

Secara umum kata tabib memiliki arti:  orang yang pekerjaannya mengobati orang sakit secara tradisional, atau dapat pula disebut dokter.  Sebagai orang percaya kita patut bersyukur karena kita memiliki Tuhan yang bukan hanya mengampuni dosa-dosa kita, menjamin keselamatan dan menyediakan sorga sebagai tempat yang pasti bagi kita, tetapi Ia adalah Tuhan yang juga peduli dengan keberadaan hidup kita selama hidup di dunia ini.  Terbukti Dia memberikan Roh Kudus sebagai penolong dan penghibur yang menyertai kita sampai akhir zaman.  Ia juga memperkenalkan diri-Nya sebagai gembala dan tabib.

     Semua orang pasti tahu bahwa pekerjaan tabib adalah menyembuhkan orang yang sakit.  Dengan kata lain yang membutuhkan tabib adalah orang-orang yang sedang sakit atau bermasalah.  Sakit berarti keadaannya tidak normal.  Sakit yang dimaksudkan disini bukan semata-mata sakit secara fisik.  Mungkin secara fisik tubuh kita sehat dan kuat, tapi tanpa kita sadari kerohanian kita sedang sakit:  malas berdoa, malas baca Alkitab, malas beribadah, tidak lagi bersemangat dalam melayani Tuhan, persekutuan kita dengan Tuhan sedang sakit;  tubuh jasmani kita tampak sehat tapi keadaan rumah tangga kita sedang sakit, hubungan antara suami-isteri sedang sakit;  keuangan keluarga sedang sakit;  tubuh jasmani kita sehat tapi hati kita sedang sakit karena menyimpan kepahitan, dendam, sulit mengampuni, kebencian dan sebagainya.

     Dalam kondisi  'sakit'  seperti ini jangan menjadi lemah dan putus asa karena ada Pribadi yang siap untuk menolong, menyembuhkan dan memulihkan kita.  Datanglah kepada tabib yang ajaib yaitu Tuhan Yesus.  Jangan sekali-kali mencari pertolongan kepada manusia dan berharap kepadanya, sebab ada tertulis,  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5).  Dalam menghadapi persoalan, tindakan iman sangatlah penting yaitu iman dalam perbuatan.  Sia-sialah kita berkata beriman kepada Tuhan jika kita sendiri tidak mau datang kepada-Nya.  Tindakan imanlah yang membuka kuasa mujizat itu bekerja di saat kita memerlukannya.

Ingin disembuhkan dan dipulihkan?  Datanglah kepada Tuhan Yesus dengan iman, karena Dia adalah tabib yang ajaib dan siap untuk menolong.