Friday, October 9, 2015

SEDIKIT TAPI BENAR: Itu Lebih Baik

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Oktober 2015

Baca:  Mazmur 37:16-26

"Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik;"  Mazmur 37:16

Dalam kehidupan masyarakat, umumnya orang akan menilai sesamanya dengan melihat status ekonominya, sehingga orang kaya akan lebih dihargai dan dihormati dibandingkan orang yang keadaan ekonominya biasa-biasa saja;  apalagi orang yang miskin, mereka pasti tidak dianggap.  Itulah dunia!  Selalu menekankan pada hasil atau jumlah banyak sehingga mereka tidak peduli bagaimana mendapatkannya.  Itulah sebabnya banyak orang menempuh jalan pintas demi mendapatkan harta kekayaan:  mencari pesugihan, korupsi, berjudi, melakukan pemerasan, merampok, mencuri, bisnis narkoba, atau bahkan ada yang terjun ke dunia prostitusi.

     Hidup bukan hanya soal apa yang bisa kita miliki, tapi cara untuk memperolehnya juga harus benar.  Inilah yang seringkali diabaikan kebanyakan orang.  "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?"  (Matius 16:26).  Apalah artinya memiliki kekayaan yang berlimpah jika untuk mendapatkan itu orang harus mengorbankan harga diri, melanggar hukum dan menyimpang dari kebenaran?  Tuhan mau cara yang kita lakukan untuk mendapatkan kekayaan itu benar.  Ia juga menghendaki kita mau bekerja, berusaha dan berdoa  (hidup dalam kebenaran), sampai kita meraih semua yang Tuhan sediakan bagi kita.  Itulah sebabnya  "Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik;"   (ayat nas).

     Sedikit jika disertai kebenaran suatu saat pasti akan bertambah dan mendatangkan damai sejahtera di hati.  Tetapi yang banyak tanpa disertai dengan kebenaran dan hasil dari kejahatan, maka lenyapnya pun juga akan seketika atau sesaat, tanpa manfaat, tidak mendatangkan damai sejahtera dan sukacita, sebaliknya justru akan mendatangkan damai sejahtera dan sukacita, sebaliknya justru akan mendatangkan masalah dan malapetaka dalam hidup ini.  "Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali."  (Amsal 23:4-5).

"Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan."  Amsal 15:16

Thursday, October 8, 2015

TERJEBAK TIPUAN IBLIS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Oktober 2015

Baca:  Mazmur 37:1-15

"jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya."  Mazmur 37:7

Firman Tuhan dengan begitu gamblang memberitahukan kepada kita bahwa Iblis adalah,  "...pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."  (Yohanes 8:44b).  Segala hal yang dikerjakan Iblis semata-mata bertujuan mencuri, merampas, menghancurkan, membunuh dan membinasakan.  Semua yang berasal dari Iblis adalah kefasikan.  Iblis menggunakan dosa yang dibalut dengan kenikmatan dan kesenangan semu, serta tawaran-tawaran  'berkat'  yang tampak menggiurkan dan menyilaukan mata, tetapi di dalamnya penuh dengan jebakan yang mematikan.  Iblis berusaha membelenggu manusia dan membutakan mata banyak orang dengan iming-iming duniawi.

     Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dikerjakan Yesus, semuanya adalah positif.  Ia datang ke dunia dengan tujuan mencari dan menyelamatkan orang berdosa, memindahkan mereka dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib, memberikan hidup berkelimpahan kepada barangsiapa yang percaya kepada-Nya.  Anehnya banyak orang lebih memihak Iblis dan berkompromi dengannya.  Mereka termakan oleh bujuk rayu dan tipu muslihat Iblis yang menjanjikan berkat materi secara instan, padahal ujungnya menuju kepada kebinasaan.  "...lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;"  (Matius 7:13).  Sementara sedikit orang mau mengikut jalan Tuhan, karena pikirnya untuk memperoleh berkat ada banyak sekali rambu-rambunya.  "...karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."  (Matius 7:14).

     Di masa-masa sulit seperti sekarang ini tidak sedikit orang percaya yang turut terprovokasi Iblis.  Ketika mengalami kesesakan karena masalah, mereka berani menyalahkan Tuhan dan mulai membanding-bandingkan diri dengan orang-orang di luar Tuhan yang sepertinya hidup terberkati.  Masakan kita hanya menginginkan berkat Tuhan tetapi tidak mau mengikuti aturan-Nya?

'Berkat'  dari Iblis itu semu, di dalamnya terkandung jebakan mematikan!