Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juli 2013 -
Baca: Filipi 2:12-18
"supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang
tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang
sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti
bintang-bintang di dunia," Filipi 2:15
Hidup yang berubah dan berbuah haruslah menjadi sasaran hidup orang Kristen. Dengan memiliki sasaran hidup yang jelas, langkah hidup kita pun akan terarah dan ter-manage dengan baik. Karena itu milikilah visi yang jelas dalam menjalani hidup ini.
Hidup yang tiada beraib, tiada bernoda dan makin bercahaya seperti bintang di tengah dunia yang gelap ini adalah visi yang harus dicapai oleh setiap orang percaya? Mungkinkah? Tentu! Karena tidak ada yang mustahil bagi orang percaya! Namun semua ini hanya akan menjadi mimpi atau khayalan belaka jika kita tidak mau bertindak untuk mewujudkannya alias berubah, keluar dari zona nyaman kita dan bermalas-malasan! "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki
negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?" (Yosua 18:3). Kemalasan adalah salah satu faktor penghalang bagi kita untuk mencapai Tanah Perjanjian. Tanah Perjanjian adalah gambaran dari kehidupan yang berkemenangan, diberkati Tuhan dan hidup yang menjadi kesaksian bagi orang lain.
Banyak orang Kristen yang hidupnya tidak berubah dan berbuah karena merasa bahwa dirinya sudah baik; kita menilai bahwa diri kita ini sudah lebih baik dari orang lain, tidak perlu berubah dan orang lainlah yang harus berubah. Namun ingatlah bahwa yang dapat menilai diri kita bukanlah kita sendiri, melainkan orang lain. "Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri." (Amsal 27:2). Orang lainlah yang melihat adakah perubahan dalam hidup kita atau sudahkah kita menjadi kesaksian yang baik bagi orang-orang di sekitar. Maka dari itu "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh
bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang
lain." (Galatia 6:4). Jadi ada harga yang harus kita bayar untuk menjadi orang Kristen yang berubah dan berbuah.
Rasul Paulus hidupnya berubah dan berbuah bagi Kerajaan Allah karena ia mau membayar harga, sehingga hidupnya benar-benar berdampak bagi orang lain dan membawa keharuman bagi nama Tuhan!
No comments:
Post a Comment