Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juni 2020
Baca: Filipi 2:25-30
"Sementara itu kuanggap perlu mengirimkan Epafroditus kepadamu, yaitu
saudaraku dan teman sekerja serta teman seperjuanganku, yang kamu utus
untuk melayani aku dalam keperluanku." Filipi 2:25
Di zaman sekarang ini kebanyakan orang cenderung menyombongkan diri atau membanggakan diri dengan apa yang dimiliki, inginnya dihargai, inginnya dipuji, dan ingin dihormati. Bahkan, demi mendapatkan pengakuan dari khalayak dan demi gengsi, ada orang-orang yang sampai menunjukkan saldo dari ATM-nya dan meng-upload-nya di media sosial supaya orang lain tahu berapa uang atau kekayaan yang dimiliki.
Kecenderungan untuk meninggikan diri ini ternyata juga terjadi di dunia pelayanan pekerjaan Tuhan. Para pelayan Tuhan berlomba-lomba mengejar titel demi pamor atau reputasi agar semakin diakui sebagai hamba Tuhan 'besar', ada yang berambisi ingin menduduki jabatan penting di keorganisasian gereja, ada saling sikut memperebutkan jiwa-jiwa dan ladang pelayanan, bahkan ada pula yang memperkaya diri sendiri supaya dapat tampil wah di hadapan jemaat. Ini menyedihkan sekali! Rasa-rasanya kerendahan hati menjadi sesuatu yang mulai langka ditemukan dalam diri setiap orang! Sikap yang berbeda justru ditunjukkan oleh Epafroditus, yang tak pernah menonjolkan dirinya sendiri, hanya belajar setia melakukan apa yang dipercayakan kepadanya. Sekalipun tugas pelayanan yang ia lakukan tampak remeh dan sepele, yaitu mengantarkan persembahan jemaat Filipi untuk diberikan kepada rasul Paulus yang waktu itu sedang berada di penjara di Roma, tapi Epafroditus melakukannya dengan penuh kerelaan.
Karena melihat ketulusan dan kesungguhan hati Epafroditus dalam pelayanan ini, rasul Paulus meminta semua jemaat Filipi untuk menghargai jerih lelahnya, "...sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia." (Filipi 2:29), sebab tak mudah mendapati orang yang berhati 'hamba' seperti dia, yang mau diutus untuk melayani orang yang dalam masalah dan penderitaan. Kehadiran Epafroditus benar-benar menguatkan hati Paulus pada saat itu! Maka, sekecil apa pun tugas yang Tuhan percayakan, lakukan dengan kerendahan hati, jangan karena ambisi!
Tuhan memperhitungkan jerih lelah kita dalam pekerjaan-Nya, pasti ada upah yang disediakan-Nya! 1 Korintus 15:58
Amin
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteMelayani tanpa pamrih inilah yg dikasihi Tuhan tanpa ada motifasi apapun sebab apa yg kita buat yg tersembunyi Tuhan tahu...Biarlah kami melayaniMu Tuhan dengan hati yg tulus dan ampuni dosa kami apabila kami tak sadar kami tinggi hati ya Tuhan...Amin.
ReplyDeleteAmin,Puji Tuhanπ
ReplyDeletepuji Tuhan amen
ReplyDeleteAmin.
ReplyDeleteAmin.
ReplyDeleteKalau kami bisa melayani,itu karena AnugerahMu, ajarkan kami untuk rendah hati, Amin..
ReplyDeleteAmin π
ReplyDeleteDalam segala keterbatasan, ku persembahkan hidup ini melayani Tuhan Yesus dan sesama.ππ
ReplyDeleteAmin Terima kasih Tuhan Yesus Kristus atas kasih anugerah dan berkat-Mu bagi anak anak Tuhan tiap2 saat.ππππ¨π©π§
ReplyDeleteAmin π
ReplyDeleteGod Bless πππ
amin
ReplyDeleteAmin...Tuhan Yesus memberkati
ReplyDeleteAminπ
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin.
ReplyDeleteAmenπ
ReplyDeleteAmin.
ReplyDeleteTuhan memberkati
ReplyDeleteAmin...ππ
ReplyDeleteamin...
ReplyDeletemelayani dengan ketulusan hati dan kerendahan hati yang dilihat Tuhan. bukan bwntuk dan model pelayanan.
terimakasih untuk renungan hariannya, sangat memberkati dan menjadi berkat.
aminnnnn.
ReplyDeletemelayani dengan ketulusan dan kerendahan hati yang diperhitungkan Tuhan.
biarlah kami menjadi pelaku firman mu..amin