Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Maret 2019
Baca: Yesaya 64:1-12
"...ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu." Yesaya 64:8
Tak ada yang pantas untuk dibanggakan dan disombongkan dari diri manusia, karena manusia tak lebih dari tanah liat. "Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami," (ayat nas). Manusia adalah tanah liat, dan Tuhan adalah Sang Penjunan. Sebagai Penjunan Tuhan berkuasa penuh atas kehidupan manusia. Ia membentuk tanah liat itu dan merendanya sedemikian rupa hingga menjadi sebuah bejana yang sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya. Jadi, hidup manusia sepenuhnya bergantung kepada Tuhan! Sebagai tanah liat, kita tidak dapat memaksa Tuhan Sang Penjunan agar membentuk kita sesuai dengan apa yang kita mau dan inginkan. Sebaliknya, kita harus berserah penuh kepada kehendak Tuhan, tanpa protes, kecewa, keluh kesah atau peersungutan.
Ada tertulis: "Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari
beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: 'Apakah yang kaubuat?' atau yang telah dibuatnya: 'Engkau tidak punya
tangan!'" (Yesaya 45:9). Kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang Tuhan kerjakan dan rancangkan atas hidup kita adalah yang terbaik. Jika kita merasa bahwa hari-hari yang kita jalani terasa berat, masalah datang silih berganti tiada henti, jangan cepat putus asa. Milikilah keyakinan bahwa ini adalah bagian dari proses pembentukan yang Tuhan ijinkan untuk kita alami. Karena itu kuatkan hati dan bertahanlah! Sebab Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11). Sebelum memiliki nilai (berharga), sebuah bejana harus terlebih dahulu melewati proses demi proses, bahkan harus masuk ke dalam dapur api dengan tujuan agar bejana menjadi kuat dan kokoh. Begitu pula kehidupan kita, terkadang kita harus melewati 'api' sebagai bagian dari proses pemurnian iman. "Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan." (Yesaya 48:10).
Bila kita mampu bertahan kita akan menjadi bejana indah di pemandangan Tuhan. Pencobaan atau masalah tidak akan pernah melebihi kekuatan kita (1 Korintus 10:13).
Tak perlu takut diproses, karena itu artinya Tuhan sedang merenda hidup kita untuk tujuan yang baik.
Amen
ReplyDeleteKuat dan kokoh berarti: apapun proses yg Tuhan ijinkan untuk kita hadapi, tidak membuat kita rapuh, ataupun membuat kita bergeming sedikitpun oleh karena proses yang Tuhan ijinkan untuk kita alami. Karena Tuhan pasti membrikan kekuatan bagi kita. Sehingga kita menjadi pribadi/bejana yang mampu menampung apapun yang Tuhan kehendaki dengan sukacita.
ReplyDeleteAmin! 🤗 🙏
Amin
DeleteAmen..
ReplyDeleteThanks my Lord Jesus
ReplyDeleteAmin. Tuhan Yesus memberkati
ReplyDeleteTuntunlah aku ya Tuhan Yesus didalam dunia ini,n terima kasih atas penyertaan-Mu,Amin.
ReplyDeleteHaleluya
ReplyDeleteAmin!
ReplyDeleteTerpujilah nama Tuhan
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin 🙏 terima kasih Tuhan Yesus
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAku yakin semua akan indah pada waktunya :) thanks GOD untuk renungannya:(
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteamin
ReplyDelete