Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Februari 2019
Baca: Mazmur 129:1-8
"Mereka seperti rumput di atas sotoh, yang menjadi layu, sebelum dicabut," Mazmur 129:6
Setiap orang percaya pasti rindu hidupnya diberkati Tuhan. Tapi sayang, kerinduan besar untuk mendapatkan berkat dari Tuhan tak diimbangi dengan kerinduan untuk memberi atau menabur. Ada tertulis: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke
dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Kita selalu hitung-hitungan jika hendak menabur atau memberi, baik itu untuk pekerjaan Tuhan atau sesama, dengan menerapkan prinsip ekonomi.
Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang di dalamnya terkandung asas: dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal. Kita maunya menabur sesedikit mungkin tapi mengharapkan tuaian yang sebesar-besarnya. Ada juga yang tidak mau menabur atau memberi, melainkan hanya suka menerima saja. "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35b). Prinsip Alkitab mengajarkan jika ingin mendapatkan tuaian yang banyak kita harus menabur banyak. Bahkan, orang yang menabur banyak tidak akan pernah rugi atau kekurangan. "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:24-25).
Orang yang menabur sedikit tapi ingin menuai banyak sama halnya dengan orang yang menabur benih rumput. Rumput memiliki ciri mudah sekali layu, mudah dicabut, kering, tidak tahan cuaca dan tidak memiliki kegunaan. Apabila rumput sudah kering sudah barang tentu akan dibuang dan dibakar dalam nyala api. Memang, sedikit menabur benih rumput pada saatnya akan menuai padang rumput dan bunga-bunganya, namun semuanya tidak akan bertahan lama: "Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya." (Yesaya 40:8). Kalau kita menabur ala kadarnya, hasil tuaiannya pun akan menyesuaikan!
Taburlah benih yang baik dan berkualitas dalam pelayanan pekerjaan Tuhan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Tuaian besar menanti!
Puji Tuhan Amen
ReplyDeleteAmsal 11:24 (TB) Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.
ReplyDeleteMenabur versi ekonomi surga dan menabur versi ekonomi dunia. Ekonomi surga semakin banyak menabur semakin banyak menuai. Sedangkan ekonomi dunia, ada pepatah mengatakan hemat pangkal kaya. Itu tidak salah, tapi apakah itu murni hemat atau pelit? Itu tergantung dari si penaburnya.
Firman Tuhan sudaj teruji.
Amin! 👍 🙏
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Amin semoga itu semua jadi berkat, Tuhan yesus tuntun aku kejalan yang benar dan engkau kehendaki,
DeleteSiapa memberi berkat akan diberi kelimpahan dan siapa memberi minum ia sendiri akan diberi minum.
ReplyDeleteAmin puji Tuhan, semoga itu semua dapat saya gapai Tuhan, aku akan memulai hidup baru bersama Tuhan
ReplyDeleteamin..
ReplyDelete