Wednesday, September 5, 2018

APAKAH HATIMU MASIH DI MESIR? (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 September 2018

Baca:  Matius 6:19-24

"Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  Matius 6:21

Setiap langkah yang diambil orang percaya untuk semakin mendekat kepada Tuhan dan bertumbuh secara rohani pasti selalu mengalami banyak kendala dan hambatan.  Demikian pula tidaklah mudah bagi bangsa Israel untuk pergi meninggalkan Mesir, sebab Firaun tak melepaskan mereka begitu saja.  Berbagai upaya dilakukan pemimpin Mesir ini untuk menghalangi umat Israel.  Jurus-jurus bujukan dan rayuan pun dilancarkan oleh Firaun dengan harapan agar mereka tak keluar jauh-jauh dari negeri Mesir.  Walaupun pergi meninggalkan Mesir, mereka masih diharapkan untuk kembali lagi ke Mesir.

     Inilah yang dikatakan Firaun:  "Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini."  (Keluaran 8:25).  Karena usaha pertama ini gagal, Firaun berkata lagi,  "Baik, aku akan membiarkan kamu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kamu pergi terlalu jauh..."  (Keluaran 8:28).  Masih saja gagal, ia pun sedikit melunak:  "...kamu boleh pergi, tetapi hanya laki-laki,..."  (Keluaran 10:11), dan untuk keempat kalinya dia berkata,  "Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu."  (Keluaran 10:24).  Firaun mempunyai taktik seperti Iblis yaitu membujuk umat tebusan Tuhan untuk tetap melayani dan berbakti di Mesir, yang adalah lambang dunia.  Iblis mengerti betul bahwa bila orang percaya melayani Tuhan, tapi ia masih saja mengikatkan diri dengan kehidupan  'dunia', sama artinya ia juga sedang melayani dan menyenangkan Iblis.  Sama seperti umat Israel yang diperbolehkan berbakti kepada Tuhan dengan tetap tinggal di Mesir, agar dalam kurun waktu yang bersamaan mereka juga dapat melayani Firaun.  Karena itu Iblis takkan membiarkan orang percaya pergi jauh-jauh meninggalkan dunia atau kehidupan lama.

     Selama hati masih terpaut pada  'dunia'  tak mungkin kita dapat mempersembahkan hidup secara penuh kepada Tuhan.  Satu-satunya cara untuk kita dapat berkenan kepada Tuhan adalah memisahkan diri dari dunia, yang berarti meninggalkan cara hidup dunia dan segala kenikmatannya.  Sebab sejak kita ditebus oleh darah Kristus, tanah air kita bukan lagi  'Mesir', melainkan Tanah Perjanjian yang telah Tuhan sediakan bagi kita.

"Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan."  Matius 6:24a

1 comment: