Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Juni 2018
Baca: Mazmur 39:1-14
"Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!" (Mazmur 39:5).
Dari pernyataan Daud ini dapat disimpulkan bahwa umur manusia ada batasnya. "Sungguh, hanya beberapa telempap (selebar telapak tangan - Red.) saja Kautentukan umurku; bagi-Mu
hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah
kesia-siaan!" (Mazmur 39:6). Musa pun menyadari: "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun," (Mazmur 90:10). Cepat atau lambat, siap atau tidak siap, suatu saat manusia pasti akan dihadapkan pada kematian. Itu hanya soal waktu!
Kematian adalah sesuatu yang menakutkan dan mengerikan bagi orang-orang di luar Tuhan. Tetapi bagi orang percaya kematian adalah sesuatu yang membahagiakan. Bagaimana bisa? Ada tertulis: "'Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang
ini.' 'Sungguh,' kata Roh, 'supaya mereka boleh beristirahat dari jerih
lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.'" (Wahyu 14:13). Kematian justru memberi kesempatan kepada orang percaya untuk beristirahat dengan tenang, terbebas dari segala problematika hidup, tidak ada lagi air mata. Dalam kematiannya orang percaya sesungguhnya sedang menunggu untuk dibangkitkan dan diangkat pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kalinya: "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat
berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun
dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat
bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.
Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini." (1 Tesalonika 4:16-18).
Sebelum waktu itu tiba, adalah bijak bagi kita untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin supaya hal itu tidak menjadi jerat. "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap
dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam
jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba." (Pengkhotbah 9:12).
Selagi ada waktu dan kesempatan, kumpulkan harta di sorga sebanyak-banyaknya!
amin sangat terberkati
ReplyDeleteFirman yg menghibur, menguatkan..serta mengajarkan kita utk mengenal arti kematian bagi orang percaya.. sungguh terberkati..
ReplyDeleteAmin
ReplyDeleteSangat diberkati