Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2018
Baca: 1 Samuel 2:11-26
"Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari
segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu? Janganlah begitu, anak-anakku." 1 Samuel 2:23-24a
Imam Eli adalah seorang imam besar Israel di kota Silo, sebelum ia digantikan oleh Samuel. ia adalah orang Lewi dari garis keturunan Itamar bin Harun. Sebagai imam ia bertugas melayani Tuhan dan menjadi perantara antara umat dengan Tuhan, seorang yang dipilih untuk tugas-tugas keimamatan yang suci dan yang diharapkan mampu menjadi teladan yang baik, serta memberi pengaruh besar terhadap suku-suku di Israel.
Sangat disesalkan, nama besar imam Eli telah tercoreng oleh karena kelakuan anak-anaknya. Alkitab menyatakan bahwa "...anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN, ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu." (1 Samuel 2:12-13). Kedua anak imam Eli, Hofni dan Pinehas, terbukti tidak menghormati Tuhan dan menyalahgunakan jabatan imam mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat. Mereka yang seharusnya menjaga kekudusan hidup, malah berlaku najis di hadapan Tuhan dengan melakukan perzinahan dan berbagai macam pelanggaran. Sebagaimana diketahui tugas keimaman merupakan tugas turun-temurun. Demikian juga tugas keimaman Eli, yang oleh karena umurnya sudah lanjut maka tugasnya sebagai imam diturunkan kepada kedua anaknya, Hofni dan Pinehas. Meski demikian Eli tetap sebagai imam senior atau pemimpin di tempat tersebut.
Mengapa anak-anak imam Eli bisa berlaku dursila? Karena imam Eli kurang keras dalam mendisiplinkan anak-anaknya. Ia terlalu bersikap lunak dan bertoleransi terhadap apa yang dilakukan oleh anak-anaknya, padahal mereka jelas-jelas hidup menyimpang dari kebenaran. Sebagai orangtua dan juga pemimpin rohani seharusnya imam Eli punya keberanian dan ketegasan untuk menegur anak-anaknya, dan jika perlu menghajarnya. Usia tua seharusnya bukan menjadi penghalang baginya untuk tetap bertindak tegas! Mengasihi anak itu harus, tapi bukan memanjakan. Teguran dan hajaran itu perlu, karena hal itu berguna untuk menyelamatkan anak dari jalan yang sesat.
Karena gagal dalam menjalankan tugas keimamannya, keluarga imam Eli harus menanggung akibatnya (1 Samuel 2:34-35).
Amin. Gbu
ReplyDeleteGbu ❤
ReplyDeleteGbu ❤
ReplyDelete