Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Maret 2016
Baca: Amsal 16:1-9
"Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu." Amsal 16:3
Salah satu sifat manusia adalah tidak mau dipandang remeh. Oleh sebab itu manusia berusaha mengatasi semua persoalan yang ada dengan kekuatan dan kemampuan sendiri. Biasanya yang bersikap demikian adalah orang-orang yang secara finasial cukup kuat alias kaya, atau mereka yang memiliki koneksi atau relasi dengan orang-orang 'besar'. Dengan mengandalkan kekuatan, kepintaran, uang atau harta, dan juga mengandalkan sesamanya, seringkali seseorang begitu mudahnya meremehkan Tuhan. Tak terkecuali orang Kristen, meskipun tampak setia beribadah dan melayani Tuhan, namun dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari mereka punya sikap yang meremehkan Tuhan.
Pengalaman dapat meloloskan diri dan mampu melewati berbagai kesulitan hidup dengan mengandalkan uang atau relasi membuat orang memandang kecil arti kehadiran Tuhan. Dalam diri mereka terbentuklah pola pikir baru: segala persoalan hidup dapat diselesaikan tanpa melibatkan Tuhan. Akhirnya mereka akan menempatkan materi sebagai sandaran dan andalan, padahal hidup manusia tidaklah bergantung pada uang atau harta kekayaan. "Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh;" (Amsal 11:28), apalagi mereka yang hidup mengandalkan sesamanya, suatu saat pasti akan kecewa, sebab manusia itu "... tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22). "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5). Yesus sendiri menegaskan, "...di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5b). Jika demikian, masihkan kita bersikeras mengandalkan kekuatan sendiri, tidak mau mengakui kebesaran kuasa Tuhan dan tetap meremehkan-Nya?
Orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan dan melibatkan Dia di segala aspek kehidupan adalah yang menyadari tidak dapat berbuat apa-apa di luar Tuhan, sehingga tanpa malu mengatakan ia sangat membutuhkan Tuhan, karena hari-hari manusia sepenuhnya ada di tangan Tuhan, tiada hari yang tidak berada dalam kendali-Nya.
"Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya." Amsal 16:9
Manusia berencana TUHAN yang menentukan.
ReplyDeleteSangat memberkati
ReplyDeleteAmin...ijin copas
ReplyDeleteAmin...
ReplyDeleteAmin 🥰
ReplyDelete