Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2013 -
Baca: Ibrani 5:11-14
"Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil." Ibrani 5:13
Kedisiplinan dalam diri seseorang akan membuahkan penguasaan diri dan "...orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32). Oleh karena itu firman Tuhan menasihati, "Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut
kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga
kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada
kamu masing-masing." (Roma 12:3). Seseorang yang punya kedisiplinan rohani tidak akan pernah berhenti untuk belajar. Ia akan belajar dari proses hidup yang dijalaninya, belajar dari pengalaman hidup orang lain, rela untuk ditegur dan dikoreksi oleh firman Tuhan sehingga menyadari akan kekurangan atau kelemahannya dan segera berbenah.
Dapat memiliki kedisiplinan rohani bukanlah mimpi atau mujizat tapi perlu suatu upaya untuk mewujudkan melalui proses ketekunan dan kerja keras dari pihak kita. Tuhan Yesus adalah teladan bagi kita dalam hal Pribadi yang memiliki kedisiplinan tinggi. Apa pun yang menjadi kehendak dan perintah Bapa dikerjakanNya dengan penuh ketaatan. Sebagaimana Kristus taat melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa di sorga, kita pun harus mengikuti jejakNya. Kita tidak perlu berdebat akan hal ini karena firman Tuhan tidak untuk diperdebatkan, tapi untuk dilakukan. Bukan bergantung pada banyak sedikitnya ayat-ayat yang kita hafalkan atau teori teologia yang kita pelajari, tetapi seberapa karib kita dengan Tuhan dan meluangkan waktu dalam hadiratNya, hidup dalam pimpinan Roh kudus dan melakukan firmanNya, bukan hanya sebagai pendengar atau pembaca saja, karena jika demikian "...kamu menipu diri sendiri." (Yakobus 1:22).
Orang Kristen yang hidupnya sembrono dan tidak punya kedisiplinan adalah bukti bahwa ia belum dewasa rohani atau masih kanak-kanak rohani, sebab orang yang dewasa rohani pasti akan meninggalkan sifat kanak-kanaknya (baca 1 Korintus 13:11)
Serupa dengan Kristus berarti tumbuh sebagai orang Kristen yang dewasa rohani, punya pancaindera terlatih, tidak lagi berkompromi dengan dosa, serta menggunakan karunia dan talenta yang dimiliki untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan dan melayani Dia!
No comments:
Post a Comment