Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Oktober 2012 -
Baca: Habakuk 2:1-5
"Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju
kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah
itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." Habakuk 2:3
Benar apa yang dikatakan oleh pemazmur demikian, "Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;" (Mazmur 25:3a). Nabi Habakuk memberi nasihat agar kita tidak putus asa dan terus menanti-nantikan Tuhan pada waktu kelihatannya janji Tuhan itu berlambat-lambat, karena pada saatnya "...sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (ayat nas). Inilah yang dilakukan oleh Abraham: Tidak bimbang dan tetap menanti janji Tuhan, "...malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:20-21). Abraham tidak terpengaruh dengan situasi dan kondisi yang ada, tapi berusaha untuk menyingkirkan segala kebimbangan yang ada dan menguatkan iman percayanya bahwa Tuhan yang ia sembah adalah Tuhan yang hidup dan berkuasa untuk melakukan segala perkara.
Bagaimana kita? Seringkali sikon mempengaruhi sikap kita terhadap janji Tuhan. Kita dikalahkan dengan apa yang terlihat oleh mata jasmani kita sehingga kita pun bertanya dalam hati, "Apakah benar janji Tuhan itu? Apakah Tuhan sanggup menyembuhkan sakitku, sedangkan dokter saja sudah angkat tangan?" Mari, jangan biarkan logika kita membatasi cara Tuhan bekerja karena sampai kapan pun kita tidak akan mampu menyelami pikiran Tuhan, "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan." (Yesaya 55:8). Justru dalam keadaan demikian, kita harus makin melekat kepada Tuhan.
Banyak dari kita yang tidak lagi bersemangat mengiring Tuhan dan meninggalkan jam-jam ibadahnya oleh karena kita belum memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepada kita. Bukannya Tuhan lupa dan ingkar terhadap apa yang Dia janjikan, namun terkadang Tuhan ijinkan hal itu terjadi karena Dia ingin memproses dan mendewasakan kita.
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 1 Korintus 2:9
No comments:
Post a Comment