Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Mei 2011 -
Baca: Filipi 2:19-24
"Kamu tahu bahwa kesetiaannya (Timotius - Red.) telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya." Filipi 2:22
Rasul Paulus bertemu dengan Timotius untuk pertama kalinya saat ia berada di Listra. Timotius adalah pemuda yang memiliki reputasi yang baik di daerahnya. Ia memiliki latar belakang keluarga yang takut akan Tuhan. "ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani." (Kisah 16:1b). Tidak hanya itu, neneknya (Lois) juga seorang percaya. Adalah sangat tepat jika Paulus memilih Timotius untuk menjadi partner dalam pelayanannya. Dan sudah terbukti, Timotius begitu setia menjalanankan tugasnya sebagai seorang pelayan Tuhan.
Karena ketekunan dan kesetiaannya mengerjakan tugas yang dipercayakan, Timotius beroleh promosi dari Tuhan dan ia dipercaya sebagai pemberita Injil serta menggembalakan jemaat di Efesus. Sungguh benar, "...bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur 75:7-8). Perhatikan pernyataan Paulus tentang Timotius: "...aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas,..." (2 Timotius 1:5). Hal ini menunjukkan bahwa Timotius memiliki iman yang tulus, tidak ada kepura-puraan atau keterpaksaan. Paulus juga menambahkan, "...tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya." (Filipi 2:20-22).
Timotius memiliki karakter yang tidak perlu disangsikan lagi: setia, suci, tulus ikhlas, berhati hamba, peduli akan orang lain dan sangat terbeban terhadap pekerjaan Tuhan. Karakter seperti Timotius inilah yang Tuhan cari! Banyak orang Kristen yang berlomba-lomba mengejar kuasa dan mujizat, tapi hal karakter mereka abaikan. Mengejar urapan, kuasa dan mujizat itu tidak salah, tapi semuanya menjadi sia-sia jika tidak disertai dengan karakter yang bekenan kepada Tuhan: masih menyimpan dendam, sakit hati, kepahitan. Tuhan mau kita memiliki hati yang tulus dan suci.
Apa pun pelayanan kita jika tidak disertai karakter yang berkenan, semuanya sia-sia!
Bapa,Berilah padaku hati yang mau dibentuk layaknya tanah liat di tangan penjunan, menjadi sesuatu yang yang baru dan bermanfaat buat sesama....amin.
ReplyDeleteAmin Puji Tuhan 🙏
ReplyDeleteHaleluya 👏 Puji Tuhan 🙏🏼
ReplyDelete