Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Desember 2010 -
Baca: Ulangan 32:9-13
"Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya," Ulangan 32:11a
Ayat di atas menggambarkan tentang perhatian dan kasih Tuhan kepada umat Israel yang diumpamakan seperti induk rajawali dengan anaknya.
Mungkin banyak yang tidak mengetahui kehidupan burung rajawali. Burung rajawali suka sekali membongkar-bongkar sarangnya dan membiarkan anak-anaknya terjun bebas. Kisahnya demikian: bila waktunya sudah sangat tepat, induk rajawali akan melatih anak-anaknya untuk terbang. Dibongkarnya sarangnya lapis demi lapis sampai tersisa lapisan yang kasar dan keras. Lalu induk rajawali akan menerjunkan anaknya, memaksa mereka mengembangkan sayap dan melatih ototnya untuk terbang. Tentu saja anak-anak rajawali itu tidak langsung bisa terbang, berkali-kali mereka akan meluncur dengan cepat ke tanah dan seolah-olah si induk membiarkan mereka untuk jatuh dan mati. Namun sebelum menyentuh tanah, si induk segera menyambar dan membawanya naik kembali. Inilah proses yang harus dialami anak-anak rajawali. Lambat laun mereka menjadi terlatih dan dapat terbang bebas tanpa merasa takut lagi.
Itulah yang juga Tuhan kerjakan dalam kehidupan anak-anakNya. Adakalanya Ia memproses dan membentuk kita, dibongkarnya semua 'sarang' yang selama ini membuat kita merasa nyaman. Bukan berarti Tuhan bertindak kejam terhadap kita. Dia membongkar semua kenyamanan yang ada karena kasihNya kepada kita, bukan karena Dia tega terhadap kita. Kenyamanan seringkali membuat seseorang menjadi malas dan terlena: malas berdoa, malas melayani Tuhan, malas beribadah dan sebagainya. Bila kenyamanan itu dibiarkan bisa mengakibatkan kematian rohani.
Seperti induk rajawali yang menyelamatkan anaknya sebelum terbentur ke tanah, lebih-lebih lagi Tuhan terhadap kita. Saat tertentu Ia ijinkan kita mengalami kondisi yang tidak baik dan sangat menyesakkan yang menurut kita itu sangat tidak enak. Acapkali kita marah, bersungut-sungut, mengeluh, menyalahkan Tuhan serta berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, padahal tak sedetik pun Tuhan melepaskan pandanganNya terhadap kita. Dia sangat tahu kapan saat yang tepat untuk menolong dan melepaskan kita. Itu adalah bentuk didikan Tuhan dan semuanya mendatangkan kebaikan bagi kita. (Bersambung)
Amin Puji Tuhan 🙏
ReplyDeleteTerimakasih Tuhan buat maksud dan rancangan Mu dalam hidupku...
Tuhan mampukan hamba sampai saat ini dan sampai kapan pun Tuhan berkenan, berkati pekerjaan hamba Mu ini... 🙏