Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 September 2010 -
Baca: Ayub 1:13-22
"Kemudian Iblis pergi dari hadapan Tuhan, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya" Ayub 2:7
Akibat dari serangan Iblis semacam ini banyak orang Kristen menjadi kecewa dan akhirnya meninggalkan Tuhan. Berbeda dengan Ayub; ia tidak menyalahkan Tuhan atas hal berat yang menimpa hidupnya. Ayub beranggapan bahwa Tuhan pasti mempunyai alasan ketika sesuatu yang buruk (menurut ukuran manusia) terjadi di dalam hidupnya. Ayub menyadari bahwa di dalam mengikut Tuhan perjalanan hidupnya tidaklah selalu mulus dan tanpa masalah. Jangan hanya mau menerima yang baik saja dari Tuhan. Kita pun harus berani melepaskan sesuatu dan mau menerima hal yang buruk terjadi dalam hidup kita. Kadangkala Tuhan mengijinkan Iblis mengambil apa yand sudah diberikanNya di dalam hidup umatNya bukan tanpa maksud. Karena itulah Ayub bisa mengucap syukur untuk semua kehilangan yang dialaminya, katanya, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan." (Ayub 1:21).
Selain mengambil berkat materi, Iblis juga menimpakan penyakit kepada Ayub. Iblis berhasil membuat Ayub mengalami sakit yang sangat parah, sampai-sampai "...Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk ditengah-tengah abu." (Ayub 2:8). Iblis berharap dengan penyakit parah yang dialaminya Ayub akan menyangkal Tuhan. Namun Ayub tetap berpikiran positif tentang Tuhan walaupun Tuhan mengijinkan Iblis menyerang tubuhnya dengan sakit-penyakit. Ayub tetap menganggap Tuhan itu baik atas semua peristiwa di dalam hidupnya dan mempunyai rencana yang indah untuk hidupnya. Namun isteri Ayub memiliki respons yang berbeda, ia begitu kecewa dan meminta agar Ayub mau mengutuki Tuhan.
Kebanyakan orang Kristen hanya mau menerima hal yang baik (menurut kita) dari Tuhan, padahal Tuhan terkadang mengijinkan sesuatu yang buruk (menurut kita) terjadi, tapi semuanya itu demi kebaikan kita juga. Tuhan hendak mendewasakan iman kita. Jadi, berhentilah bersungut-sungut dan mengeluh karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,..." (Pengkotbah 3:11).
"Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut." Ayub 1:22
Amin Puji Tuhan 🙏
ReplyDelete