- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 April 2010 -
Baca: Yohanes 5:1-15
“Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya” Yohanes 5:4
Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda. Di situ berkumpullah sejumlah besar orang sakit dengan bermacam-macam penyakit, mereka menunggu goncangan air kolam dengan tekun dan penuh kesabaran, “Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.” Jika setiap orang sakit di situ harus menunggu dengan tekun dan sabar hingga tiba gilirannya, karena walaupun air telah bergoncang, jika ia tak dapat masuk ke kolam lebih dulu sewaktu airnya tergoncang, ia juga tak akan sembuh.
Meskipun air kolam bergoncang, sulit bagi orang buta terjun ke dalamnya karena matanya tak dapat melihat dan mungkin ia akan terjatuh karena matanya tak dapat melihat dan mungkin ia akan terjatuh karena banyak sekali sandungan; yang timpang pun sulit bergerak dengan leluasa karena kakinya tak berfungsi dengan baik. Lebih-lebih bagi orang lumpuh, secara manusia ia tidak punya harapan lagi untuk masuk ke kolam sebab ia tak dapat menggerakkan tubuhnya sama sekali! Kehidupan rohani pun mempunyai berbagai jenis penyakit: buta rohani, timpang rohani dan juga lumpuh rohani. Yang mengalami kebutaan rohani tidak dapat melihat perkara-perkara besar yang sedang dikerjakan Tuhan. Yang timpang rohani imannya mudah goyah oleh keadaan. Dan yang lumpuh rohaninya sama sekali tak mampu bertindak dengan iman sebab terbelenggu oleh berbagai ikatan Iblis. Namun semua orang sakit di kolam itu harus dengan tekun dan sabar menunggu di pinggir kolam.
Orang Kristen sekarang ini tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Kita ingin semuanya serba instan. Jika ternyata Tuhan belum menjawab doa kita, kita menjadi kecewa dan marah kepada Tuhan. Kalau tidak mau bertekun dan sabar seperti orang-orang di kolam Betesda, tak mungkin kita akan mendapat jawaban dari Tuhan.
Tekun dan sabar adalah kunci mendapatkan jawaban, karena orang yang menantikan Tuhan takkan mendapat malu. (Baca Mazmur 25:3a)
No comments:
Post a Comment