Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Mei 2012 -
Baca: 1 Korintus 13:1-13
"Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." 1 Korintus 13:13
Jika memperhatikan keadaan yang ada di sekeliling kita, sungguh kaki kita sudah menapak di hari-hari di mana Tuhan segera datang menjemput umatNya. Berita-berita di surat kabar atau pun tayangan-tayangan televisi menunjukkan betapa dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang menakutkan dan mengkhawatirkan: bencana alam, konflik antargolongan, demonstrasi diwarnai dengan kekerasan dan kebrutalan terjadi di mana-mana, belum lagi kejahatan yang kian merajalela. Sekarang ini "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka
akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,
mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih,
tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah." (2 Timotius 3:2-4). Dunia ini benar-benar telah mengalami krisis, bahkan kehilangan kasih.
Bagaimana dengan keberadaan orang Kristen sendiri? Kasih adalah satu aspek yang harus menjadi bagian hidup orang percaya dan itu tidak bisa diganggu gugat. Jika kasih yang seharusnya terus memancar di tengah-tengah kehidupan orang percaya sudah hilang dan luntur, bisa dibayangkan betapa gelapnya dunia ini, betapa keringnya dunia ini. Di saat kasih sudah hilang, sudah bisa ditebak, yang muncul adalah sifat egois, sombong, dingin, kejam, manusia tidak lagi punya perasaan dan tidak mau mengerti orang lain. Sangat menyedihkan jika di antara orang Kristen sendiri sudah tidak memiliki kasih, padahal tugas dan tanggung jawab orang Kristen di tengah dunia ini adalah menjadi berkat dan menunjukkan kasih itu kepada dunia. Itulah sebabnya Tuhan tak henti-hentinya dan begitu tegas menuntut agar kehidupan orang percaya dipenuhi dengan kasih. Mengapa? Pertama, kasih merupakan dasar utama seluruh pengajaran Injil.
Kepada jemaat Korintus Paulus menegaskan: meskipun seseorang dapat melakukan segala sesuatu, punya karunia yang hebat, dapat menyembuhkan orang sakit, bisa berbahasa malaikat, memiliki pengetahuan dan menguasai isi Alkitab, sudah melayani Tuhan sampai ujung bumi tidak ada arti apa-apa jika ia tidak memiliki kasih.
Wednesday, May 30, 2012
Tuesday, May 29, 2012
YOHANES PEMBAPTIS: Berani Menyatakan Kebenaran!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Mei 2012 -
Baca: Matius 3:1-12
"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." Matius 3:8
Sebagai hamba Tuhan biarlah kita memiliki kerendahan hati dalam pelayanan karena semua itu adalah anugerah Tuhan semata. Jika dipercaya dan dipakai olehNya, itu bukan karena kuat dan gagah kita, bukan karena kita pintar dan bukan karena kita kaya. Jadi tidak ada alasan sedikit pun untuk kita menjadi sombong, apalagi sampai mencari hormat dan pujian dari manusia. Tugas kita adalah menyatakan kebenaran dan membawa umat kepada pertobatan.
Sarana dan prasana di mana seseorang berkhotbah itu tidak penting. Buktinya Yohanes pembaptis tidak berkhotbah di tempat-tempat yang besar atau gereja yang megah, tapi justru berkhotbah di padang gurun Yudea. Baginya yang penting adalah menyelesaikn tugas dan misinya bagi Kerajaan Sorga. Tuhan Yesus sendiri "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:6-7), demi menyelesaikan tugas dari Bapa, bahkan Ia taat sampai mati di atas kayu salib. Dalam pelayanan pun Yohanes pembaptis adalah seorang yang tegas. Dia berkata, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Matius 3:2). Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak takut untuk menyerukan supaya semua orang bertobat; ia tidak takut menelanjangi dosa-dosa manusia; ia tidak takut menegakkan kebenaran Injil, sebab jika manusia tidak segera bertobat mereka akan mengalami kebinasaan kekal, sebab "...upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Satu-satunya jalan memperoleh keselamatan kekal adalah percaya kepada Yesus Kristus, bukan yang lain, karena Dialah satu-satunya jalan keselamatan itu. Tertulis: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
Bukankah kita seringkali takut dan malu menyerukan kata pertobatan? Kita tidak berani menyinggung dosa secara terang-terangan karena kita takut dibenci dan dijauhi oleh teman atau rekan bisnis. Jika dengan tegas menegur dosa, kita takut tidak diundang lagi untuk berkhotbah sehingga isi khotbah kita pun hanyalah berbicara tentang berkat, berkat dan berkat.
Jangan pernah takut menyerukan kebenaran Injil karena Roh Kudus turut bekerja dan menyertai kita!
Baca: Matius 3:1-12
"Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." Matius 3:8
Sebagai hamba Tuhan biarlah kita memiliki kerendahan hati dalam pelayanan karena semua itu adalah anugerah Tuhan semata. Jika dipercaya dan dipakai olehNya, itu bukan karena kuat dan gagah kita, bukan karena kita pintar dan bukan karena kita kaya. Jadi tidak ada alasan sedikit pun untuk kita menjadi sombong, apalagi sampai mencari hormat dan pujian dari manusia. Tugas kita adalah menyatakan kebenaran dan membawa umat kepada pertobatan.
Sarana dan prasana di mana seseorang berkhotbah itu tidak penting. Buktinya Yohanes pembaptis tidak berkhotbah di tempat-tempat yang besar atau gereja yang megah, tapi justru berkhotbah di padang gurun Yudea. Baginya yang penting adalah menyelesaikn tugas dan misinya bagi Kerajaan Sorga. Tuhan Yesus sendiri "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:6-7), demi menyelesaikan tugas dari Bapa, bahkan Ia taat sampai mati di atas kayu salib. Dalam pelayanan pun Yohanes pembaptis adalah seorang yang tegas. Dia berkata, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Matius 3:2). Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak takut untuk menyerukan supaya semua orang bertobat; ia tidak takut menelanjangi dosa-dosa manusia; ia tidak takut menegakkan kebenaran Injil, sebab jika manusia tidak segera bertobat mereka akan mengalami kebinasaan kekal, sebab "...upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23). Satu-satunya jalan memperoleh keselamatan kekal adalah percaya kepada Yesus Kristus, bukan yang lain, karena Dialah satu-satunya jalan keselamatan itu. Tertulis: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12).
Bukankah kita seringkali takut dan malu menyerukan kata pertobatan? Kita tidak berani menyinggung dosa secara terang-terangan karena kita takut dibenci dan dijauhi oleh teman atau rekan bisnis. Jika dengan tegas menegur dosa, kita takut tidak diundang lagi untuk berkhotbah sehingga isi khotbah kita pun hanyalah berbicara tentang berkat, berkat dan berkat.
Jangan pernah takut menyerukan kebenaran Injil karena Roh Kudus turut bekerja dan menyertai kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)