Baca: Kisah Para Rasul 6:1-7
"Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang
terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat
mereka untuk tugas itu," Kisah 6:3
Melayani Tuhan adalah pekerjaan yang sangat mulia dan itu adalah anugerah Tuhan yang luar biasa. Karena tugas melayani Tuhan adalah mulia, maka kita yang sudah dipercaya Tuhan untuk terlibat dalam pelayanan, di mana pun berada dan apa pun bentuknya, tidak boleh mengerjakan tugas tersebut sekehendak sendiri atau asal-asalan.
Itulah sebabnya rasul Paulus sangat berhati-hati dalam memilih dan menetapkan orang-orang yang hendak dipercaya untuk melayani jemaat Tuhan! Secara kuantitas atau ditinjau dari jumlahnya, orang-orang yang telah bertobat dan percaya kepada Kristus memang sangat banyak, namun tidak semua orang layak dan bisa dipilih menjadi mitra kerja di ladang Tuhan. Akhirnya dari sekian banyak orang yang mengikut Kristus hanya 7 orang saja yang dipilih dan dipercaya untuk mengemban tugas sebagai pelayan Tuhan. Rasul Paulus menyatakan syarat utama untuk menjadi pelayan Tuhan adalah terkenal baik dan penuh Roh Kudus. Terkenal baik berbicara tentang reputasi seseorang di mata orang lain atau nama baik. Ada tertulis: "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas." (Amsal 22:1).
Terkenal baik berarti memiliki kehidupan yang bisa dijadikan panutan atau teladan, sebagaimana yang Paulus nasihatkan kepada Timotius, "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12). Ini menjadi PR yang tidak mudah bagi para pelayan Tuhan! Sebelum kita melangkah lebih jauh mengerjakan apa yang Tuhan percayakan, marilah kita terlebih dahulu menjaga hidup kita dengan sungguh-sungguh, sebab hidup kita ini seperti surat yang terbuka, yang bisa dibaca oleh semua orang. Jika kita masih hidup dengan cara-cara dunia dan tidak menghasilkan buah-buah pertobatan, sia-sialah pelayanan kita di hadapan Tuhan dan juga di hadapan manusia.
Jangan sampai keberadaan kita sebagai pelayan Tuhan malah menjadi batu sandungan bagi orang lain, alias tak bisa menjadi berkat.